Jumat, 18 Januari 2019

CARA PEMBENIHAN IKAN TAMBAKAN (Helostoma temmicki)



DESKRIPSI IKAN
Sistematika ikan Tambakan adalah sebagai berikut :
-    Species                :  Helostoma temmicki
-    Genus                  :  Helostoma
-    FamIli                  :  Anabantidae

-    Sub ordo              :  Anabantioidae

-    Ordo                    :  Labyrinthici

6
 
Ikan tambakan secara fisik memiliki badan pipih kesamping/compressed dan memanjang oval. 
Tinggi badannya dua kali panjang standar atau kurang lebih dua setengah kali panjang total. Mulut bisa disembulkan, celah mulut horizontal sangat kecil. Rahang atas dan bawah sama, bibir tebal mempunyai deretan gigi biasanya ujungnya hitam. Sisik bergerigi berukuran sedang,  linea literalis terputus dibawah sirip dorsal. Sirip punggung terdiri dari 16-18 duri dan 13-16 jari-jari lemah, terletak didepan anal. Sirip dubur mempunyai 13-15 duri dan 17-19 jari-jari lemah. Sirip punggung dan dubur yang lemah membulat dan ujungnya lebih tinggi dari pada bagian yang berjari-jari keras, yang mempunyai sisik pada dasarnya, dan berjari-jari yang bercabang. Sirip dada membulat, sirip perut terletak dibawah sirip dada dan berjari-jari keras mempunyai 5 jari-jari yang pertama mengalami modifikasi berbentuk benang memanjang. Sisik pada daerah punggung kehijau-hijauan atau kelabu, lebih terang pada bagian perut dan mempunyai garis longitudinal. Sisik tergolong ctenoid, jika diraba kasar karena adanya duri-duri pada bagian tepinya.
Dikalangan para pembudidaya ikan Tambakan Jawa Barat dikenal 2 ras ikan Tambakan, yaitu :
1.   Tambakan Kanyere
     Benih berwarna kekuning-kuningan, badan relatif lebih panjang, dua atau tiga sisik di punggung atau di badan mengkilap, bintik mata agak kelabu, badan lebih keras. Jika induk matang telur perut membengkak hanya dekat lubang genital saja. Berat maksimal tambakan kanyere hanya bisa mencapai 200 gr/ekor.
2.   Tambakan Gibas
    Benihnya berwarna kehijau-hijauan, perut putih mengkilat dengan sisik yang berada di daerah punggung, berwarna kehuijau-hijauan atau kebiru-biruan, mata jernih, badan buntek dan lebar namun lembek. Induk betina yang sudah matang kelamin perutnya membengkak mulai dari lubang genital sepanjang rongga perut.Berat tubuh bisa mencapai 500 gr/ekor bahkan 1 kg.



Syarat Tumbuh Ikan Tambakan
Ikan Tambakan merupakan ikan sungai dan rawa yang memakan phyto dan zooplankton dipermukaan air atau dibagian tengah. Ikan ini biasanya dipelihara tidak lebih dari ketinggian 750 m dpl, dan cocok pada suhu 25–30 0C.  Ikan ini tahan terhadap kondisi kadar oksigen rendah karena memiliki alat pernapasan tambahan.

Kebiasaan Makan / Feeding Habits
Ikan Tambakan baik benih maupun ikan dewasa menyukai plankton yang melayang–layang dipermukaan air. Oleh karena itu, ikan ini menyukai daerah permukaan dan daerah pertengahan perairan. Melihat kebiasaan mencari makan tidaklah sulit, maka untuk memberikan pakan tambahan dapat memberikannya dedak, ampas tahu, bungkil, dan sisa-sisa dapur maupun bahan makanan lainnya.

Kebiasaan Berkembang Biak
Ikan ini mulai berbiak setelah berumur 12-18 bulan dan panjang total 20 cm.  Ovarium yang telah siap biasanya berwarna kuning dan penuh dengan pembuluh darah terutama bagian lateral sebelah dalam. Ikan ini memijah sepanjng tahun tanpa adanya waktu yang khusus untuk memijah.
Frekwensi pembiakan dapat terjadi setiap tiga bulan sekali jika tersedia makanan alami yang mencukupi.  Telur-telur akan menetas dalam jangka waktu 24 jam setelah pembuahan dan benih/larvanya melekat dibawah tumbuh-tumbuhan atau benda-benda yang mengapung.  Biasanya benih-benih akan berlangsung selama 3-4 hari.

BUDIDAYA IKAN  TAMBAKAN
Untuk mendapatkan ikan tambakan yang berukuran konsumsi, maka benih yang baru berumur 30 hari perlu dirawat dan di besarkan dalam kolam.Sebelum kolam dipergunakan, kolam harus dikeringkan hingga dasar kolam sedikit retak.  Pengeringan ini bertujuan untuk mematikan bibit penyakit dan hama misalnya gabus maupun mujahir.  Kemudian tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam, kambing, kerbau, sapi) sebanyak 1 kuintal untuk luas kolam 100 m2 koam.  Kemudian air dimasukan dengan terlebih dahulu memasang saringan pada pintu pemasukan air untuk mencegah hama yang tidak dikehendaki masuk bersama air.  Pemasukan air ini sebaiknya   tidak terburu–buru hingga penuh cukup sedalam 20 cm saja.  Ini sengaja dengan maksud agar pembusukan (penguraian) pupuk cepat sehingga jika masih ada binatang  yang masuk ke dalam kolam akan mati. 
Setelah lebih kurang 5 hari permukaan air naikan hingga ketinggian yang dikehendaki, biasanya antara 40-70 cm.  pada hari ke 7 atau ke 10 supaya lebih yakin pembusukan telah berakhir maka ikan kolam tambakan yang berumur 30 hari tersebut sudah dapat menempatinya yang sudah ditumbuhi oleh makanan alami.
Anak ikan yang telah berumur 1 bulan dapat dibesarkan di kolam selama 40 hari untuk mendapatkan benih tambakan sebesar 3-5 cm atau berat per ekornya 2 gr.
Benih-benih yang berukuran 3-5 cm (2 gr) dengan kepadatan 3.000 ekor per 100 m2 kolam, dapat dibesarkan lagi untuk mendapatkan benih yang berukuran 5 gr/ekor hanya dalam jangka waktu 30 hari.  Tentunya persiapan kolam seperti sediakala lagi untuk menjaga makanan bagi benih.
Untuk mendapatkan ikan yang berukuran komsumsii berukuran 50 gr setiap ekornya, maka ikan-ikan yang berukuran berat 5 gr harus dipelihara selama 60 hari lagi, dengan persiapan kolan seperti waktu-waktu sebelumnya.
Makanan tambahan yang biasanya diberikan yaitu dedak halus yang ditebarkan kepada seluruh permukaan kolam. Pemberian pakan tambahan dapat diberikan pada pada pagi hari sekitar pukul 10.00 dan sore hari pukul 17.00.  Pemberian dedak ini boleh berlebih dari yang dibutuhkan, karena walau tidak termakan nantinya akan menjadi pupuk yang akan membantu pertumbuhan pakan alami ikan. 

PEMBENIHAN
Ikan Tambakan merupakan ikan sungai atau rawa yang cocok dipelihara di kolam yang sirkulasi airnya kurang lancar atau miskin Oksigen. Ikan tambakan termasuk ikan yang mudah berkembang biak. Di alam liar, dalam waktu kurang dari 15 bulan, populasi minimum mereka sudah bisa bertambah hingga dua kali lipat populasi awalnya.
Reproduksi ikan tambakan sendiri terjadi ketika periode musim kawinnya sudah tiba. di Thailand misalnya, musim kawin ikan tambakan terjadi antara bulan Mei hingga Oktober Perkawinan antara kedua ikan tambakan yang berbeda jenis kelamin terjadi di bawah tanaman air yang mengapung.


Ikan tambakan betina selanjutnya akan melepaskan telur-telurnya yang kemudian akan mengapung di antara tanaman air. Tidak seperti anggota subordo Anabantoidei lainnya, ikan tambakan tidak membuat sarang maupun menjaga anak-anaknya sehingga anak ikan tambakan yang baru menetas sudah harus mandiri. Sehari setelah pertama kali dilepaskan ke air, telur-telur tersebut akan menetas dan setelah sekitar dua hari, anak-anak ikan tambakan sudah bisa berenang bebas.

Persiapan Pembenihan Ikan Tambakan
§  Siapkan kolam tanah atau aquarium sesuai jumlah ikan yang akan di pijahkan dapat secara masal atau sendiri-sendiri
§  Siapkan tempat penetasan telur dengan memasukan beberapa tumbuhan air, guna untuk menempatkan telur-telur ikan
§  Perbandingan jantan : betina adalah 2:1.

Reproduksi budidaya Ikan Tambakan
§  Waktu yang dibutuhkan untuk penetasan telur adalah 1 hari dan larva ikan tambakan akan mulai terlihat pada hari kedua.
§  Wadah tersebut ditutup dengan plastik hitam Untuk menjaga ketenangan induk selama proses pemjahan. Diatas wadah pemijahan selain ditutup dengan plastik hitam, juga di tutup dengan triplek atau papan untuk menjaga agar induk tidak melompat.
§  Proses pemijahan berlangsung pada malam hari, apabila induk telah memijah akan ditandai dengan bau amis pada wadah pemijahan dan adanya minyak pada permukaan air.

Pemeliharaan Larva budidaya Ikan Tambakan
§  Larva ikan tambakan setelah menetas dipelihara diakuarium selama 5-7 hari.
§  Serok larva ikan, menggunakan seser kain halus
§  Pindahkan pada kolam yang sudah disediakan pakan alami 
§  Pemberian pakan budidaya Ikan Tambakan
§  Setelah kuning telur pada ikan tambakan mulai habis berilah ikan dengan pakan alami seperti kutu air, dan pakan alami lainnya, pemberian pakan dapat dilakukan pada hari ke 4-5, sampai berumur 15 hari 
§  Larva juga dapat diberi makan setelah kuning telurnya habis, yakni pada hari kedua setelah menetas. Frekwensi pemberian makan sebanyak 3 kali sehari, banyaknya kuning telur ayam yang diberikan adalah 1 butir telur untuk 100.000 larva.
§  Kemudian dilanjutkan dengan pemberian pakan buatan secara berkala
§  Pemberian pakan dilakukan pagi hari sebelum jam 9, dan sore hari setelah jam 4.

DAFTAR PUSTAKA
Daelami, D.  2002.  Agar Ikan Sehat.  Penebar Swadaya.  Jakarta
Hardjamulia, A. 1978.Budidaya.Departemen Pertanian Badan Pendidikan dan oenyuluhan Pertanian. SUPM Bogor
http://indonesia4fisheries.blogspot.com/2012/11/cara-budidaya-ikan-tambakan.html
http://www.alamikan.com/2014/05/cara-pembenihan-ikan-tambakan-helostoma.html
Kusumah, H. 1985. Penyakit dan Hama Ikan.Departemen Pertanian Badan pendidikan, Latihan dan penyuluh Pertanian. SUPM Bogor
Susanto, H.  1990.  Budidaya Ikan di Pekarangan. Peenebar Swadaya. Jakarta
Yusmaningsih J. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Tambakan Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGOLAHAN IKAN GURAME

PENGOLAHAN IKAN GURAME A.       Potensi Ikan Gurami Ikan  Gurami  adalah jenis  ikan air tawar  yang sangat populer dan digemar...