Jumat, 26 April 2019

Teknik Penebaran Benih Ikan; Perbedaan Aklimasi dan Aklimatisasi

Teknik Penebaran Benih Ikan; Perbedaan Aklimasi dan Aklimatisasi


  
      

Salah satu faktor penting dalam kegiatan ataupun usaha budidaya ikan adalah penebaran benih ikan, karena hal ini menjadi penentu bagus tidaknya nanti perkembangan ikan kedepannya. Pada artikel ini akan dibahas mengenai teknik penebaran benih ikan yang baik dan benar. Setelah benih ikan sampai ke lokasi budidaya, maka benih ikan segera akan ditebar ke dalam wadah budidaya, dalam penebaran benih ikan hal yang tidak boleh dilewatkan adalah aklimasi dan aklimatisasi. Apa sih perbedaan aklimasi dan aklimatisasi ?


Aklimasi adalah proses penyesuaian biota air terhadap satu parameter kualitas air di perairan tempat budidaya. Sedangkan aklimatisasi adalah penyesuaian biota air terhadap faktor-faktor kualitas air pada lingkungan barunya seperti suhu, pH, alkalinitas, dan sebagainya. Mengapa benih ikan yang akan ditebar harus diaklimatisasi ? Ya, karena ikan adalah binatang berdarah dingin (Poikiloterm) dimana suhu tubuhnya sama dengan suhu lingkungannya. Jadi apabila lingkungannya berganti dimana suhu lingkungan hidupnya yang baru juga berganti. Yang menjadi masalah adalah apabila perbedaan suhu lingkungan asal dan lingkungan baru berbeda terlalu besar maka ikan-ikan akan stres. Maka aklimatisasi bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan akan terjadi “shock atau stres” bagi biota air tersebut, dimana biota air akan terganggu fungsi fisiologisnya bahkan bisa lebih parah lagi mengakibatkan kematian. Terlebih bagi biota air yang sudah dalam kondisi lemah akan lebih fatal lagi. Sedangkan aklimasi adalah penyesuaian biota air terhadap satu faktor kualitas air saja, misalnya penyesuaian suhu atau pH saja.

Bagaimana proses aklimatisasi benih ikan yang baik dan benar ?, berikut ini adalah tahapan proses aklimatisasi ;
1)    Benih ikan didalam kemasan kantong plastik diapungkan didalam wadah budidaya. Biarkan kantong plastik mengapung selama lebih kurang 30 menit agar suhu di dalam kantong kemasan sama dengan suhu di dalam wadah (proses aklimasi).
2)    Setelah 30 menit, kantong dibuka satu persatu, tambahkan air dari wadah atau air lingkungan sebanyak kira-kira 1/4 dari volume air kemasan ke dalam kantong tersebut, biarkan selama 15 menit. Perlu diperhatikan agar setelah kantong dibuka posisinya di air tidak miring, sehingga air tidak masuk.
3)    Setelah 15 menit, tambahkan lagi air wadah sebanyak 1/4 volume volume air kantong ke dalam kantong-kantong, lalu biarkan kurang lebih 30 menit. Penambahan air wadah atau lingkungan wadah ke dalam kantong untuk menyesuaikan pH dan alkalinitas (salinitas untuk ikan payau dan laut) air dalam kantong dengan air kolam/tambak secara bertahap.
4)    Setelah dilakukan dua kali penambahan air media pada kantong, maka diperkirakan salinitas air di kedua tempat sudah sama atau mendekati sama. Bila pembudidaya memiliki alat pengukur kadar garam, seyogyanya kadar garam diukur. Jika ada perbedaan kadar garam antara air kemasan benih dan air petakan perbedaannya tidak boleh terlalu besar melebihi 5 ppt. Jika ternyata perbedaan lebih besar, masukkan lagi air kolam/ tambak ¼ volume lagi ke dalam kantung dan biarkan tenang selama 30 menit.
5)    Selanjutnya, periksa apakah benih sehat. Benih yang sehat akan berenang dengan gesit. Apabila sudah dipastikan bahwa benih sudah melakukan aktifitas berenang dengan aktif, maka saatnya kantong-kantong dimiringkan hingga benih-benih dapat berenang keluar sendiri dari kantong dan menyebar ke dalam kolam/tambak. Namun jangan lupa ambillah data tentang waktu penebaran (hari, tanggal, jam), jumlah populasi benih yang ditebar, biomassa rata-rata, dan biomassa total, sebagai data awal untuk menentukan kebutuhan pakan. Ketika sampling data awal ini juga sangat dibutuhkan, karena untuk menduga pertumbuhan biomassa ikan dan perhitungan FCR harus diketahui data awal ini.




Sumber :
1.     Buku Teks Bahan Ajr Siswa : Teknik Pemdesaran Ikan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2015.
2.     Agribisnis Perikanan. Penebaran Swadaya, 2010.

Teknik Pengangkutan Ikan Pada Penanganan Ikan Pasca-Panen

Teknik Pengangkutan Ikan Pada Penanganan Ikan Pasca-Panen



Panen adalah hal yang selalu ditunggu oleh pembudidaya dan itu merupakan salah satu perihal penting dari siklus suatu usaha budidaya. Dan pasca-panen juga merupakan perihal yang tidak kalah penting dari kegiatan budidaya. Pasca-panen adalah  akifitas yang dilakukan setelah pembudidaya mendapatkan produksi ikan yang diinginkan. Kegiatan pasca-panen meliputi pengemasan, pengangkutan dan penebaran benih ikan. Kegiatan penanganan ikan pasca-panen sebaiknya dilakukan secara baik dan benar, agar kualitas tetap terjaga sehingga harga jual tidak turun.
            Pada artikel ini akan dibahas mengenai teknik pengangkutan ikan hasil panen. Pengangkutan ikan dalam keadaan hidup merupakan salah satu mata rantai  dalam usaha perikanan. Harga jual ikan, selain ditentukan oleh ukuran, juga ditentukan oleh kesegarannya. Oleh karena itu, kegagalan dalam pengangkutan ikan merupakan suatu kerugian. Pada prinsipnya, pengangkutan ikan hidup bertujuan untuk mempertahankan kehidupan ikan selama dalam pengangkutan sampai ke tempat tujuan. Pengangkutan dalam jarak dekat tidak membutuhkan perlakuan yang khusus. Akan tetapi pengangkutan dalam jarak jauh dan dalam waktu lama diperlukan perlakuan-perlakuan khusus untuk mempertahankan kelangsungan hidup ikan.
       Pada dasarnya, ada dua metode transportasi ikan hidup, yaitu dengan menggunakan air sebagai media atau sistem basah, dan mediatanpa air atau sistem kering.
A. Pengangkutan Sistem Basah
Transportasi sistem basah (menggunakan air sebagai media pengangkutan) terbagi menjadi dua, yaitu :
(1). Sistem Terbuka
         Pada sistem ini ikan diangkut dalam wadah terbuka dan diberikan aerasi untuk mencukupi kebutuhan oksigen selama pengangkutan. Biasanya sistem ini hanya dilakukan dalam waktu pengangkutan yang tidak lama. Berat ikan yang aman diangkut dalam sistem ini tergantung dari efisiensi sistem aerasi, lama pengangkutan, suhu air, ukuran, serta jenis spesies ikan.
(2). Sistem Tertutup
        Pada sistem ini ikan diangkut diangkut dalam wadah tertutup dengan suplai oksigen secara terbatas yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan selama pengangkutan, wadah dapat berupa kantong plastik atau kemasan lain yang tertutup.

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pengangkutan adalah kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, kepadatan dan aktivitas ikan.
(1). Kualitas Ikan
        Kualitas ikan yang ditransportasikan harus dalam keadaan sehat dan baik. Ikan yang kualitasnya rendah memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dalam waktu pengangkutan yang lebih lama dibandingkan dengan ikan yang kondisinya sehat.
(2). Oksigen
Biasanya dasar yang digunakan untuk mengukur konsumsi O2 oleh ikan selama transportasi adalah berat ikan dan suhu air. Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan selalu tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia, oleh karena itu dalam pengemasannya perbandingan antara oksigen dengan media pengangkutan ikan (air) harus leih besar ruang untuk oksigen.
(3). Suhu
Suhu merupakan faktor yang penting dalam transportasi ikan. Suhu optimum untuk transportasi ikan adalah suhu 15 – 20 0 untuk ikan di daerah tropis. Tingkat metabolisme berkurang akan menurunkan konsumsi oksigen, produksi amonia dan produksi karbon dioksida. Oleh karena itu, suhu rendah dalam transportasi ikan sangat penting dilakukandengan menambahkan es.
(4). Nilai pH, CO2, dan amonia
Nilai pH air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknik akibat kandungan CO2 dan amoniak. CO2 sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH air menjadi asam selama transportasi. Nilai pH optimum selama transportasi ikan hidup adalah 7 sampai 8. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, untuk menanggulanginya dapat digunakan larutan bufer untuk menstabilkan pH air selama transportasi ikan. Amoniak merupakan anorganik nitrogen yang berasal dari eksresi organisme perairan, permukaan, penguraian senyawa nitrogen oleh bakteri pengurai, serta limbah industri atau rumah tangga.
(5). Kepadatan dan aktivitas ikan selama transportasi
Perbandingan antara volume ikan dan volume air selama transportasi tidak boleh lebih dari 1 : 3. Ikan-ikan lebih besar, seperti induk ikan dapat ditrasportasi dengan perbandingan ikan dan air sebesar 1 : 2 sampai 1 : 3 , tetapi untuk ikan-ikan kecil perbandingan ini menurun sampai 1 : 100 atau 1 : 200. Kesegaran ikan juga dipengaruhi oleh kondisi apakah ikan dalam keadaan meronta-ronta dan letih selama transportasi. Ketika ikan berada dalam wadah selama transportasi, ikan-ikan selalu berusaha melakukan aktivitas. Selama aktivitas otot berjalan, suplai darah dan oksigen tidak memenuhi, sehingga perlu disediakan oksigen yang cukup sbagai alternatif pengganti energi yang digunakan.

          Beberapa permasalahan dalam pengangkutan sistem basah adalah selalu terbentuk buih  yang disebabkan banyaknya lendir  dan kotoran ikan yang dikeluarkan. Kematian diduga karena pada saat diangkut, walaupun sudah diberok selama satu hari, isi perut masih ada. Sehingga pada saat diangkut masih ada kotoran yang mencemari media air yang digunakan untuk transportasi. Disamping itu, bobot air cukup tinggi, yaitu 1 : 3 atau 1 : 4 bagian ikan dengan air menjadi kendala tersendiri untuk dapat meningkatkan volume ikan yang diangkut.
Pengangkutan ikan menggunakan perahu

Pengangkutan ikan menggunakan pesawat terbang

Pengangkutan ikan menggunakan mobil
  
    
B. Transportasi Sistem Kering (Semi Basah)
Pada transportasi sistem kering, media angkut yang digunakan adalah bukan air, Oleh karena itu ikan harus dikondisikan dalam keadaan aktivitas biologis rendah sehingga konsumsi energi dan oksigen juga rendah. Makin rendah metabolisme ikan, terutama jika mencapai basal, makin rendah pula aktivitas dan konsumsi oksigennya sehingga ketahanan hidup ikan untuk diangkut diluar habitatnya makin besar .
          Penggunaan transportasi sistem kering dirasakan merupakan cara yang efektif meskipun resiko mortalitasnya cukup besar. Untuk menurunkan aktivitas biologis ikan (pemingsanan ikan) dapat dilakukan dengan menggunakan suhu rendah, menggunakan bahan metabolik atau anestetik, dan arus listrik.
          Pada kemasan tanpa air, suhu diatur sedemikian rupa sehingga kecepatan metabolisme ikan berada dalam taraf metabolisme basal, karena pada taraf tersebut, oksigen yang dikonsumsi ikan sangat sedikit sekedar untuk mempertahankan hidup saja. Secara anatomi, pada saat ikan dalam keadaan tanpa air, tutup insangnya masih mangandung air sehingga melalui lapisan inilah oksigen masih diserap .

Pemingsanan Ikan
Kondisi pingsan merupakan kondisi tidak sadar yang dihasilkan dari sistem saraf pusat yang mengakibatkan turunnya kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan rendahnya respon gerak dari rangsangan tersebut. Pingsan atau mati rasa pada ikan berarti sistem saraf kurang berfungsi. Pemingsanan ikan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui penggunaan suhu rendah, pembiusan menggunakan zat-zat kimia dan penyetruman menggunakan arus listrik.
 1.   Pemingsanan dengan penggunaan  suhu rendah
Metode pemingsanan dengan penggunaan suhu rendah dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu ; 
  1. Penurunan suhu secara langsung, dimana ikan langsung dimasukan dalam air yang bersuhu 100–150C. Sehingga ikan akan pingsan
  2. Penurunan suhu secara bertahap, dimana suhu air sebagai media ikan diturunkan secara bertahap sampai ikan pingsan

2. Pemingsanan ikan dengan bahan anestasi (bahan pembius)
Bahan anestasi yang dapat digunakan untuk pembiusan ikan adalah :

No
BAHAN
DOSIS
1
MS-222
0.05 mg / l
2
Novacaine
50 mg / kg berat ikan
3
Barbitas sodium
50 mg / kg berat ikan
4
Ammobarbital sodium
85 mg / kg berat ikan
5
Methyl paraphynol (dormisol)
30 mg / l
6
Tertiary amyl alcohol
30 mg / l
7
Choral hydrate
3-3.5 g lt
8
Urethane
100 mg / l
9
Hydroksi quinaldine
1 mg / l
10
Thiouracil
10 mg / l
11
Quinaldine
0.025 mg / l
12
2-Thenoxy ethanol
30 – 40 ml / 100 lt
13
Sodium ammital
52 – 172 mg / l

Selain bahan-bahan anestasi sintetik diatas pembiusan juga dapat dilakukan dengan menggunakan zat  caulerpin  dan caulerpicin yang berasal dari ekstrak rumput laut Caulerpa sp.
Pembiusan  ikan dikatakan berhasil bila memenuhi tiga kriteria, yaitu ;
1)    Induksi bahan pembius dalam tubuh ikan terjadi dalam waktu tiga menit atau kurang, sehingga ikan lebih mudah ditangani.
2)    Kepulihan ikan sampai gerakan renangnya kembali normal membutuhkan waktu kurang dari 10 menit.
3)    Tidak ditemukan adanya kematian ikan selama 15 menit setelah pembongkaran

Proses pembiusan ikan meliputi 3 tahap yaitu :
1)    Berpindahnya bahan pembius dari lingkungan ke dalam muara pernapasan organisme
2)    Difusi membran tubuh menyebabkan terjadinya penyerapan bahan pembius ke dlm darah
3)    Sirkulasi darah dan difusi jaringan menyebarkan subtansi ke seluruh tubuh. Kecepatan distribusi dan penyerapan oleh sel bergantung persediaan darah dan kandungan lemak pada setiap jaringan sehingga bahan anestasi juga harus mudah larut dlm air dan lemak.

3. Pemingsanan Ikan dengan Arus Listrik
Arus listrik yang aman digunakan untuk pemingsanan ikan adalah yang mempunyai daya 12 volt, karena pada 12 Volt ikan mengalami keadaan pingsan lebih cepat dan tingkat kesadaran setelah pingsan juga cepat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapakan pada saat proses pengangkutan ikan adalah sebagai berikut ;
1.     Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2.     Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
3.     Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
4.     Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
o    Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu 
yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
o    Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(HPO)4.H2O sebanyak 9 gram.
Sumber :
1)    http://teknologipascapanen.blogspot.co.id
2)    https://defishery.wordpress.com

Kiat dan tips Merawat Arwana Agar Tetap Sehat

Kiat & Tips Merawat Arwana Agar Tetap Sehat


Kiat & Tips Merawat Arwana Agar Tetap Sehat
    


Arwana (Scleropagus formosus) merupakan jenis ikan langka yang  sangat populer di kalangan pehobi ikan hias. Banyak orang mempercayai mitos bahwa ikan ini pembawa hoki ataupun keberuntungan bagi yang memilikinya. Adapun menurut sejarahnya, ikan arwana pertama kali diperkenalkan oleh Muller dan Schleger tahun 1845 dengan nama Osteoglossum formasum. Tergolong marga Scleropages dari sistematikanya arwana tergolong ikan purba. Pada habitatnya, arwana dapat berada baik di Perairan lentik (tidak berarus) maupun lotik (berarus).Ikan arwana dapat hidup dengan baik di dalam akuarium namun memerlukan perawatan dari kita agar ikan arwana merasa nyaman tinggal di dalam akurium tersebut. Agar akuarium memiliki kelayakan untuk ikan arwana, berikut ini beberapa tipsnya :
1. Yang pertama adalah sebuah akuarium dan perlengkapan akuarium untuk menunjang kehidupan arwana. Nyaman tidaknya ikan arwana di dalam akuarium dapat ditentukan oleh perlengkapan akuarium itu sendiri, diantaranya adalah:* Aerator, adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penyuplai udara ke dalam air, untuk menambah kandungan oksigen di dalam air. Untuk aerator yang memiliki kualitas yang bagus adalah aerator yang menggunakan daya listrik yang kecil tapi untuk udara yang dikeluarkannya cukup banyak.* Heater dan thermometer, heater adalah adalah alat pemanas yang berguna untuk menormalkan suhu air akuarium ketika suhu udara turun drastis, tapi untuk heater sendiri tidak diperlukan jika suhu udara di lingkungan Anda tidak mengalami penurunan suhu yang drastis.
* Filter, berfungsi untk menyaring kotoran yang berada di dalam air akuarium seperti sisa makanan ikan arwana atau dapat berupa kotoran ikan arwana. Hal ini bertujuan agar air di dalam akuarium selalu dalam keadaan bersih.
* Lampj TL, selain berfungsi untuk menerangi akuarium dapat juga untuk memperindah tampilan dari akuarium tersebut. Agar lampu tidak menyebabkan panas yang berlebihan silahkan pastikan ukuran lampunya disesuaikan dengan ukuran akuarium tersebut.
Agar ikan arwana tampil prima, diusahakan kita selalu melakukan perawatan akuarium secara rutin.
2. Memberikan makanan yang baik untuk ikan arwana.
Untuk makanan ikan arwana yang baik untuk kesehatannya, kita dapat memberikan makanan berupa hewan yang masih hidup seperti kelabang, jangkrik, dan sebagainya,3. Selalu melakukan pengontrolan air akuarium
Untuk melakukan pengontrolan air kita harus melakukannya setiap hari, seperti suhu dan pH. Untuk suhu yang baik sekitar 25-27 derajat celcius. Agar suhu air akuarium tetap berada pada suhu yang normal selalu gunakan heater jika suhu mengalami penurunan yang drastis, sampai suhu kembali normal kemudian matikan heaternya kembali. Untuk pH yang normal kurang lebih sekitar 6-8, apabila ph rendah kita dapat menambahkan kapur untuk dilarutkan ke dalam akuarium. Selain itu juga kita harus memperhatikan santitasi air.
Untuk air dari akuarium tersebut juga perlu dilakukan penggantian dengan air yang baru, Untuk mengganti air akuarium arwana ada 2 tahapan. Yaitu dengan cara mengganti air setiap 2 hari sekali sebanyak 10% dari total air akuarium. Kemudian penggantian semua air akuarium setiap 3 bulan sekali. Jika kita menggunakan air pam harus didiamkan terlebih dahulu di dalam sebuah wadah selama kurang lebih 24 jam, hal ini bertujuan agar khlor yang terkandung di dalam air mengendap.
4. Menata tanaman akuarium
Hal ini bertujuan agar ikan arwana tidak mengalami stres selama tinggal di dalam akuarium, kita dapat menata tanaman dan bebatuan.



Kiat Memilih Bakalan Arwana
Arwana yang memiliki kualitas bagus mempunyai penampilan anggun dan rajin berenang menjelajahi seluruh ruang akuarium. Arwana yang sehat menyambar makanan hidup yang diberikan. Bilamana arwana menampakan gerakan lambat, malas, tidak nafsu makan dan senang mematuk dinding kaca akuarium hendaknya tidak dipilih. Berikut ini beberapa ciri-ciri arwana yang sehat yang dapat dijadikan pedoman jika kita hendak membeli ikan arwana :
  1.     Bentuk badan memanjang dan melintang pipih  
  2.     Mulut lebar, rahang bawah lebih memanjang dibanding yang atas. 
  3.     Mata berbentuk normal, tidak melotot, turun atau buta, bila dilihat dari depan gerakan mata harus serasi
  4.     Dua sungut terletak dirahang bawah harus lengkap, utuh dan tidak melengkung
  5.     Tutp insang harus lurus tidak melengkung keluar dan mampu menutup seluruh rongga insang
  6.     Punggung, tidak bengkok harus lurus dan tegar
  7.     Sisik tersusun rapi menutupi seluruh tubuh, berwarna cemerlang tidak kusam, tidak terkelupas, tidak kasat dan tidak memproduksi lendir sangat banyak
  8.     Sirip dan ekor, sirip dada harus utuh, tidak sobek dan relatif berukuran panjang. Ekor yang sehat mempunyai bentuk seperti kipas. 



Sumber :
Aquatica Magazine. Vol. 1 No. 07 Hal. 18-19
www.arwanawiki.com


PENGOLAHAN IKAN GURAME

PENGOLAHAN IKAN GURAME A.       Potensi Ikan Gurami Ikan  Gurami  adalah jenis  ikan air tawar  yang sangat populer dan digemar...