PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN GUPPY
Jenis-jenis Penyakit yang Menyerang Ikan Guppy
Penyakit yang menyerang ikan guppy tidak jauh berbeda dengan ikan-ikan hias air tawar lainnya. Penyakit yang biasa menyerang ikan guppy di akuarium adalah sebagai berikut.
a. Penyakit sukar bernapas
Gejala awal yang timbul dari penyakit sukar bernapas ini adalah guppy bernapas terengah-engah tidak teratur, tutup insang terbuka lebar, dan berenang terhuyung-huyung di permukaan air. Dapat dipastikan ikan tersebut terserang penyakit pada insang.
Bila dilihat dengan mikroskop, pada insang guppy melekat cacing dari golongan trematoda, yaitu Dactylogyrus sp. Cacing ini terbawa oleh pakan guppy yang kurang higienis. Cara pencegahan pada penyakit ini, yaitu dengan memperhatikan pemberian pakannya. Usahakan pakan yang diberikan sudah benar-benar bersih dan higienis. Namun, ikan yang sudah terserang penyakit ini segera dilakukan pengobatan. Caranya dengan merendam guppy yang sakit kedalam larutan PK berdosis 0,5 gr / 5 liter air. Perendaman dilakukan selama 5-10 menit, kemudian ikan dipindahkan kedalam air bersih. Setelah itu ikan dimasukan kembali kedalam larutan PK. Pengobatan ini terus dilakukan hingga guppy terlihat sudah bernapas normal.
b. Penyakit Parasit yang disebabkan Oleh Serangan Lernea dan Argulus
Lernea dan Argulus termasuk golongan penyakit ekto parasit. Lernea cyiprinacea berbentuk panjang dengan tubuh berwarna kelabu. Bagian ujung tubuhnya terdapat dua buah sungut yang sebenarnya merupakan kantung telur. Sementara Argulus indicusberbentuk bulat seperti kura-kura, dengan tubuh berwarna hijau transparan. Kedua jenis parasit ini menyerang guppy dengan menancapkan kakinya ketubuh ikan, merusak sisik dan kulit, serta menghisap darah ikan. Ikan yang terserang menjadi lemah hingga menemui kematian.
Lernea dapat diatasi dengan cara menangkap ikan yang sudah terserang, lalu memotong bagian tubuh lernea yang menjorok keluar dengan menggunakan gunting yang tajam. Cara ini akan menyebabkan lernea mati seketika. Sementara untuk mengetatasi Argulus juga dengan cara menangkap ikan yang telah terserang dan membuang satu persatu argulus dengan menggunakan pinset. Argulus yang telah terlepas dari tubuh ikan segera dihancurkan.
Agar ikan yang sudah selesai ditangani tersebut tidak terserang penyakit lain, sebaiknya ikan langsung dimasukkan ke dalam wadah berisi air yang sudah diteteskan Blitz Icth atau Tetra Medica Fungistop. Dosisnya sebanyak 1 – 2 tetes / 2 liter air.
Tabel Penyakit dan Cara Pengobatan
Selain dari penyakit yang disebut di atas, masih ada penyakit yang umum menyerang ikan guppy. Untuk lebih jelas mengetahui penyakit ikan guppy dan cara pengobatannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Parasit yang sering menyerang ikan guppy
NO
|
NAMA PENYAKIT
|
PENGOBATAN DENGAN BAHAN KIMIA
|
1.
|
Bintik Putih
|
· Chloromine 1% 4 – 5 ml dilarutkan dalam air bersih 4,5 liter. Ikan-ikan yang sakit dimasukkan ke dalamnya dengan jangka waktu 25 jam.
|
2.
|
Velvet
|
· Larutkan Methaline Blue 1% sebanyak 10 mg ke dalam 4,5 liter air bersih. Perendaman dilakukan minimal 24 jam.
· Larutan potasium permanganate 1% sebanyak 45 ml dicampurkan ke dalam air bersih sebanyak 4,5 liter.
|
3.
|
Trichordina
|
· Bubuk sodium Chloride sebanyak 75 – 150 gr dilarutkan ke dalam setiap 4 liter air bersih, lama pengobatan berkisar antara 15 – 30 menit.
· Larutan Quinine hydrochloride berkadar 1 % sebanyak 9 ml yang dilarutkan ke dalam air bersih sebanyak 4,5 selama 12 jam. Setelah itu diulang satu kali lagi dengan dosis yang sama.
|
4.
|
Kutu Ikan
|
· Ikan direndam di dalam larutan Tetra Medica Fungistop dengan dosis obat sebanyak 1 – 2 tetes/ 2 liter air.
|
5.
|
Lernea
|
· Larutkan formalin dengan kadar 25 ppm. Lama perendaman tidak lebih dari 10 menit.
|
Tabel 2. Jamur yang sering menyerang ikan guppy
NO
|
NAMA PENYAKIT
|
PENGOBATAN DENGAN MENGUNAKAN BAHAN KIMIA
|
1
|
Penyakit putih dimulut (Chondrococus columnaris)
|
Garam dapur 1% sebanyak 100gr/ liter dan dilakukan perendaman selama 15-30 menit.
|
2
|
Jamur saprolegnia
|
Larutkan acriflavine 0,001% sebanyak 100 ml dimasukan kedalam air bersih. Ikan-ikan yang sakit dimasukan kedalamnya selama beberapa hari hingga jamur rontok.
|
Tabel 3. Bakteri yang sering menyerang ikan guppy
NO
|
NAMA PENYAKIT
|
PENGOBATAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA
|
1
|
Borok atau pendarahan
|
Dapat menggunakan anti biotik yang diberikan melalui pakan, dan dicampur dengan air.
Garam dapur 1% sebanyak 100 gr/liter dan dilakukan perendaman selama 15-30 menit
|
2
|
Fin rot
|
Dapat digunakan larutan PK dengan dosis 10-20 mg/liter. Rendam selama 30 menit dan dapat diulang bila perlu.
|
Pengobatan dengan Menggunakan Bahan Alami
Kita telah mengetahui bersama, bahwa telah banyak ditemukan obat-obatan kimia untuk mengobati ikan-ikan yang sakit. Namun, sudah barang tentu bahan-bahan kimia tersebut akan menimbulkan efek samping di kemudian hari. Untuk ikan hias bahan-bahan kimia tersebut tidak terlalu berpengaruh, tetapi sebaliknya untuk ikan-ikan konsumsi.
Apabila ada bahan alami yang dapat dipakai untuk melakukan pengobatan pada ikan yang sakit alangkah baiknya, disamping tidak berbahaya dan harganya tidak terlalu mahal. Oleh karena itu dalam bahasan ini akan dicoba menggunakan bahan alami untuk mengobati penyakit ikan guppy. Bahan alami yang digunakan adalah SAMBANG DARAH (Excoecaria cochinnensis Lour).
Sambang darah berasal dari suku Euphorbiaceae. Nama-nama sambang darah ini berbeda-beda tergantung dari daerah. Mungkin di Indonesia sambang darah lebih dikenal dngan nama daun remek daging, dan ki sambang.
a. Uraian Tumbuhan
Umumnya, sambang darah ditanam di perkarangan sebagai pagar hidup atau tanaman obat, ditanam sebagai tanaman hias atau tumbuh liar di hutan. Perdu yang tumbuh tegak ini mempunyai tinggi 0.5 – 1,5 meter, dan bercabang Banyak. Sambang darah mudah diperbanyak dengan cara stek batang atau cangkokan.
b. Sifat dan Khasiat
Sambang darah rasanya pedas, sifatnya hangat. Tumbuhan ini berkhasiat membunuh parasit (Parasitisid), menghilangkan gatal (Antipuritik), dan menghentikan pendarahan (Hemostatis).
c. Kandungan Kimia
Tanin, asam behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol. Getahnya mengandung resin dan senyawa beracun.
d. Bagian yang digunakan untuk obat dan cara pengobatannya
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, ranting, dan akarnya. Cara pengobatan dengan menggunakan sambang darah ini yaitu dengan merendam ikan yang sakit dengan menggunakan sambang darah yang telah dibuat ekstrak.
v Cara pembuatan ekstrak sambang darah yaitu :
1. Daun dicuci bersih
2. Daun tersebut dihaluskan dengan tambahan air sebanya 50 ml untuk 250 gr daun sambang darah.
3. Setelah dihaluskan lalu disaring dan diambil air
4. Air yang telah disaring tersebut dan merupakan ekstrak dari daun sambang darah
v Cara pengobatan
Ikan-ikan yang sakit didipping di dalam larutan ekstrak daun sambang darah sampai ikan tersebut sembuh. Untuk dosis pemberian ekstrak sambang darah belum diketahui secara pasti. Namun dalam bahasan ini kita akan memberikan dosis ekstrak sambang darah sebanyak 0.2 ml / 5 liter air. Ekstrak sambang darah diberikan sesuai dosis setiap hari sampai ikan yang terserang penyakit benar-benar sembuh. Namun, dosis dapat berubah apabila telah dilakukan penelitian
dengan akurat dan ditemukannya dosis yang tepat mengenai pengobatan penyakit ikan guppy dengan menggunakan bahan alami SAMBANG DARAH.
Agar ikan guppy yang dipelihara cepat sembuhnya, dapat digunakan ekstrak sambiloto sebagai anti biotik, dan sebagai bahan obat untuk menolak serangan penyakit lain. Dosis yang kita berikan sama dengan sambang darah.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha. S, 2004. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Puspa Swara. Jakarta.
Eka. B dan Sitorus. P, 2003. Menghasilkan Guppy Kualitas Kontes. Penebar Swadaya. Jakarta.
http://world-aquaculture.blogspot.com/2009/11/guppy-awalnya-hidup-di-rawa-air-payau.html
Lesmana. S, 2003. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Penebar swadaya. Jakarta.
Susanto. H, 1990. Budidaya Ikan Guppy. Kanesius. Yogyakarta.
Tambunan N.L. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Guppy Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Whendrato dan Madyana, 1988. Mengenal Ikan Hias Pemeliharaan, Penyakit dan Pengobatan. Eka Offset. Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar