Jumat, 30 November 2018

PAKAN ALTERNATIF UNTUK IKAN LELE

PAKAN ALTERNATIF UNTUK IKAN LELE


PAKAN ALTERNATIF UNTUK IKAN LELE

Saat sekarang ini banyak pembudidaya ikan yang mengeluhkan mahalnya harga pellet (pakan ikan) yang tidak diikuti dengan harga jual ikan yang memadai padahal banyak sumber bahan baku lokal yang belum dimanfaatkan. Untuk itu perlu diupayakan pembuatan pakan yang lebih praktis dan murah dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang ada di sekitar (Limbah : pertanian, pabrik makanan dan pengolahan ikan) dengan peralatan sederhana, sehingga meningkatkan keuntungan bagi pembudidaya. Berikut akan kami sampaikan proses pembuatan pakan dengan cara yang lebih praktis dan sederhana.
Alur Proses Pembuatan Pakan :
Pemilihan Bahan Baku
Dalam pemilihan bahan baku pakan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  • Bahan tidak mengandung racun
  • Kandungan gizi bahan harus diketahui
  • Tidak bersaing dengan kebutuhan pangan manusia
  • Bahan tersedia cukup secara kontinyu
  • Harga bahan murah
  • Pemanfaatan berbagai bahan baku lokal
Selanjutnya bahan baku yang terpilih di fermentasi dengan tujuan untuk menurunkan serat kasar, meningkatkan kecernaan (50-75%), meningkatkan protein (4,5 – 17%) dan memanfaatkan limbah pertanian menjadi bahan pakan ikan. Adapun proses fermentasinya adalah sebagai berikut :
  1. Bahan berserat tinggi dihaluskan
  2. Tambahkan air panas 250 ml/kg bahan
  3. Aduk secara merata
  4. Biarkan dingin
  5. Taburkan jamur Rhyzopus orycae (ragi tempe) 3-4 g/kg bhn
  6. Aduk secara merata, bahan disusun dengan ketebalan 5-10 cm.
  7. Tutup bagian permukaan adonan dengan daun atau plastic
  8. Biarkan selama 3x24 jam sampai jamur tumbuh dengan baik (Fermentasi dihentikan)
  9. Bahan siap disusun dalam formulasi/ditepungkan lagi.
Bahan pakan yang kering dihaluskan sampai menjadi partikel yang ukurannya seragam dan halus. Selanjutnya dilakukan penghitungan formulasi, pakan apa yang akan dibuat, % kadar protein pakan, kandungan gizi setiap bahan harus diketahui secara tepat (lewat analisa proksimat), dan metode perhitungan harus tepat.
Setelah semua bahan ditimbang sesuai prosentase masing-masing dalam hitungan formulasinya, dilakukan pencampuran bahan. Semua bahan kering dicampur mulai dari yang jumlahnya sedikit, selanjutnya dicampur dengan bahan yang jumlahnya banyak. Vitamin dan mineral dicampur terpisah dengan sumber lemak (minyak) dan selanjutnya dicampurkan ke campuran bahan kering.
Proses setelahnya yakni pencetakan. Pencetakan pakan menggunakan mesin pellet / seperti mesin penggiling daging. Ukuran pakan disesuaikan dengan ukuran mulut ikan, seperti 2 mm atau 3 mm. Kemudian pakan dikeringkan dengan pengering sederhana (almari pengering) atau memakai oven pengering < 70 0C. Pengeringan dapat juga dengan cara dijemur di bawah cahaya matahari tapi mengakibatkan banyak vitamin yang rusak. Pengeringan dilakukan hingga kadar air maksimal 10-12%.
Setelah pakan dipindah dari pengering kemudian didinginkansekitar 30 – 60 menit. Pakan yang sudah kering (8-10%), dikemas dalam kantong plastic (karung) dilapisi iner plastic pada bagian dalamnya. Tiap kantong diisi 30kg, selanjutnya ditutup dengan cara menjahit karung serapat mungkin. Pakan siap digunakan / disimpan. Syarat yang harus dipenuhi dalanm penyimpanan antara lain :
  • Tempat kering, sejuk dan berventilasi
  • Disimpan di atas rak kayu/falet
  • Hindari penyimpanan langsung di atas lantai
  • Disarankan tidak lebih 3 bulan
  • Pakan rusak jangan digunakan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas, yakni bahwa limbah pengolahan ikan, pertanian dan pabrik makanan dapat dibuat pellet dengan peralatan sederhana (mesin giling daging) atau mesin pellet biasa. Teknologi ini telah diikuti dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat.

Sumber :
dkp.jatengprov.go.id/index.php/artikel/bidangpukp/pakan-alternatif-untuk-ikan-lele

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGOLAHAN IKAN GURAME

PENGOLAHAN IKAN GURAME A.       Potensi Ikan Gurami Ikan  Gurami  adalah jenis  ikan air tawar  yang sangat populer dan digemar...