TEKNOLOGI BUDIDAYA BANDENG
Budidaya bandeng konsumsi sudah lama dilakukan oleh petambak di Indonesia dan merupakan salah satu ikan budidaya yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan modal yang cukup rendah serta teknologi yang mudah digunakan, baik untuk konsumsi maupun umpan hidup dalam penangkapan ikan tuna. Indonesia mempunyai potensi produksi bandeng yang cukup besar dimana 1,5 miliar nener dihasilkan setiap tahun dan tersedia 6 juta ha lahan potensial untuk budidaya ikan. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1995) produksi bandeng dan tuna dari tahun 1985 – 1992 mengalami peningkatan merata masing 5,90% dan 16,91%.
PERSIAPAN
Perbaikan Kontruksi
Perbaikan Kontruksi
Sebagai wadah pemeliharaan, kontruksi tambak harus disiapkan dengan matang agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan pada masa pemeliharaan berlangsung.
Perbaikan Pintu dan Saluran Air
Secara alami, kontruksi pintu air menggalami penyusutan sejalan dengan lama penggunaanya dan pada akhirnya terjadi kerusakan/lapuk. Perbaikan pintu air dilakukan dengan menganti komponen yang rusak, kemudian dibersihkan. Perbaikan saluran air dilakukan dengan membersihkannya dari sampah kemudian diperlebar dan diperdalam dengan mengangkat dan membuang lumpur yang terdapat pada dinding dan dasar saluran.
Perbaikan Pematang
Perbaikan pematang dilakukan dengan menutup bocoran yang disebabkan oleh organisme/hama penganggu seperti belut, kepiting, dan udang peletok. Ada bocoran pada pematang akan sangat merugikan karen nener yang ditebar dapat meninggalkan petak pemeliharaan bersama air yang keluar melalui bocoran tersebut.
Pengeringan
Sejalan dengan perbaikan kontruksi, dilakukan pengeringan selama 1 – 2 minggu atau hingga tanah dasar tambak retak – retak tetapi tidak berdebu.
Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menaikkan dan menstabilkan pH tanah. Penggapuran dilakukan pada saat tanah benar – benar kering dengan menggunakan kapur pertanian (CaCO3) sebanyak 500 kg/ha. Kapur tersebut tersebar secara merata pada seluruh permukaan tanah dasar tambak.
PEMUPUKAN DAN PEMBERANTASAN HAMA
Pupuk yang digunakan dalam pemupukan tambak adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik berupa kotoran ayam, sapi, dan dedaunan dengan dosis 1.000kg/ha atau pupuk urea 150 kg/ha ditaburkan secara merata di dasar tambak. Kemudian tanah dasar diairi macak – macak dengan tinggi air sekitar 5 cm pada bagian pelataran dan dibiarkan selama 1 minggu dalam kondisi terik matahari.
Pupuk anorganik berupa Urea dan TSP dengan dosis masing – masing 75 kg/ha diaplikasikan 2 hari setelah pemasukan air. Setelah klekap tumbuh, samponin diaplikasikan kedalam air tambak dengan dosis 15 ppm untuk membunuh ikan – ikan kecil, ikan liar dan hama lainnya. Adapun beberapa hama yang dimaksud sebagai berikut : Berang – berang (Amblomix cineria), Werelu (Lutrogate perspicillata), Ular (Cerberus rhynchops), Biawak (Varamus salvator), Kakap (Lates calcalifer), Payus (Elops hawaiensis), Kerang – kerangan (Therapon meraps), Bulan – bulan (Megalops cyprinoids), Beloso (Butis butis), Kentul (Egretta intermedia), Blekok (Ardiola rellvides), Pecuk Ulo (Anhinga rufa melanogaster), Mujair (Oreocromis mossambicus), dan Udang Jambet (Mesodopsis orientalis).
Penanggulangan hama tersebut dapat dilakukan secara fisik, yaitu memonitor tambak sesering mungkin. Hama yang ditemukan segera disingkirkan dari areal budidaya.
Pada hari ke-2, ketinggian air ditingkatkan secara berangsur – angsur hingga mencapai 30 cm. Setelah klekap tampak cukup banyak yang ditandai dengan air berwarna hijau, ketinggian air ditingkatkan lagi menjadi 40 – 60 cm dan selanjutnya dilakukan penebaran benih ikan bandeng (nener).
PENEBARAN NENER
Penebaran dilakukan pada pagi hari dimana suhu udara dalam kondisi rendah. Bandeng yang ditebarkan berkisar antara 3000-5000 ekor/ha. Sebelum ditebar, terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi suhu dan salinitas air tambak dengan cara menempatkan nener dalam satu wadah. Kemudian air tambak dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam wadah tersebut sehingga suhu dan salinitas air dalam wadah menjadi sama dengan kondisi air tambak. Setelah itu nener dapat ditebar secara hati – hati agar tidak mengalami stress dan kematian.
PEMBERIAN PAKAN
Secara alami, pakan utama ikan bandeng ditambak (klekap) dapat ditumbuhkan melalui pemupukan pada saat persiapan dan pengolahan tambak. Untuk memacu laju pertumbuhan ikan bandeng, dapat diberikan pakan tambahan berupa pellet khusus ikan bandeng sebanyak 5 – 10%BB/hari. Pakan tambahan tersebut pertama kali diberikan pada ikan telah mencapai umur 15 hari.
PENGELOLAAN KUALITAS AIR
Selama masa pemeliharaan berlangsung pengamatan kondisi tambak dilakukan terus – menerus untuk menjaga/ memprediksi kualitas air. Nilai parameter kualitas yang baik untuk ikan bandeng adalah: salintas 15-30 ppt, suhu 27-31oC, pH 7,5-8,5 ,kecerahan 20-30 cm, dan DO>3ppm.
PEMANENAN
Pemanenan bandeng dilakukan dengan setelah ikan berumur 4 – 6 bulan pemeliharaan dengan ukuran berkisar antara 3 – 4 ekor/kg. Pemanenan dilakukan mengunakan jaring insang.
Pemanenan pada saat air pasang.
Pemanenan pada saat air pasang dilakukan dengan memasukan air laut ke dalam tambak agar ikan – ikan bergerak ke arah pemasukan air. Kemudian digiring dengan jaring ke dekat pintu pemasukan. Ikan – ikan yang ter kurung segera dipindahkan kedalam penampung dengan seser.
Pemanenan pada saat air surut
Pemanenan pada saat air surut dilakukan dengan menyurutkan air tambak terlebih dahulu. Kemudian ikan – ikan digiring kesalah satu sudut tambak menggunakan jaring. Ikan – ikan yang terkurung segera dipindahkan ke dalam penampung.
Sumber :
dkp.jatengprov.go.id/index.php/artikel/bidangpukp/teknologi-budidaya-bandeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar