Jumat, 15 Februari 2019

Pembesaran Ikan Lele (Clarias sp.)

Pembesaran Ikan Lele (Clarias sp.)

Pembesaran Ikan Lele (Clarias sp.)


PERSIAPAN LAHAN

PENGERINGAN KOLAM
1)      Tujuan pengeringan untuk meningkatkan produksi, memperbaiki pematang, jugamerupakan salah satu bentuk kontrol alami terhadap pengganggu ataupun predator, dan menyebabkan terjadinya mineralisasi dari kandungan organik dan mengoksidasi asam organik.
2)     Lamanya pengeringan ini tergantung pada keadaan cuaca, lamanya pengeringan atau penjemuran tergantung pada cuaca. Jika cuaca baik, pengeringan dasar kolam cukup selama 2-3 hari.
3)     Setelah dikeringkan dilakukan pembuangan lumpur yang menumpuk di dasar kolam sehingga ketebalan lumpur dari 20-30 cm menjadi 10-15 cm. Lumpur yang terbuang digunakan untuk menutupi kebocoran yang ada pada pematang.

PEMUPUKAN DAN PENGAPURAN
1)      Setelah dikeringkan, kolam dipupuk. Pupuk yang digunakan biasanya berupa pupuk organik, misalnya kotoran ayam.
2)     Kotoran ayam ini disebarkan secara merata di seluruh dasar kolam. Untuk kolam berukuran sekitar 20 m2, biasanya digunakan 5 kg kotoran ayam.
3)     Dosis kapur untuk kolam baru dan kolam yang telah dipakai dibedakan. Untuk kolam baru biasanya 20-150 kg per 100 m2, sedangkan untuk kolam yang sudah pernah dipakai 10-15 kg per 100 m2.



SUMBER DAN KUALITAS AIR
1)      Sumber air untuk kegiatan pembesaran lele dapat berupa saluran irigasi yang airnya dapat langsung disadap dengan menggunakan pipa paralon ataupun bambu.
2)     Air yang baik digunakan untuk pembesaran lele dumbo nilai pH-nya berkisar antara 6,5-8. Selain itu perlu diperhatikan bahwa kekeruhan juga dapat mempengaruhi kegiatan pembesaran ikan lele.
3)     Kekeruhan ini sebaiknya tidak lebih dari 10 cm, sebab jika lebih dari itu sangat besar kemungkinan terjadinya kekurangan oksigen dan ikan sulit bernafas karena elemen insangnya tertutup partikel-partikel lumpur.

PEMASUKAN AIR
1)      Pemasukan air biasanya dilakukan secara perlahan-lahan hingga ketinggian air mencapai 20 cm.
2)     Setelah itu kolam didiamkan selama 2-3 hari agar pupuk mengalami penguraian.
3)     Setelah 3 hari ketinggian dinaikkan hingga mencapai 70 cm. Debit air yang masuk ke kolam biasanya sekitar 1 liter/detik.

PENGELOLAAN KOLAM

1) Penebaran Benih
a)      Dalam proses penebaran aklimatisasi perlu dilakukan dalam rangka penyesuaian ikan dari suatu lingkungan (keadaan) ke lingkungan yang baru atau lingkungan yang berbeda.
b)     Penebaran benih ini biasanya dilakukan pada pagi hari sekuar pukul 07.00-08.00, ini karena pada pagi hari suhu belum terlalu tinggi.
c)      Padat penebaran benih tergantung pada ukuran kolam, ukuran ikan yang ditanam, serta lama masa  pemeliharaan. Pada ukuran lebih besar dari 5 cm, lele dapat ditebar dengan kepadatan 5-8 ekor/mdan untuk benih berukuran 1-3 cm dapat ditebar dengan kepadatan 10 ekor/m2. Kepadatan ini dapat ditingkatkan apabila dikelola secara lebih intensif.

2) Pemberian Makanan
a)      Pada kegiatan pembesaran secara tradisional makanan alami merupakan makanan utama, sedangkan pada kegiatan yang lebih intensif diberikan makanan tambahan.
b)     Makanan tambahan ini dapat berupa sisa-sisa dapur, dedak ataupun bangkai. Selain itu juga diberikan cacahan daging bekicot dan pelet yang berkadar protein sekitar 20 -25 %.
c)      Makanan tambahan diberikan dengan disebar secara merata. Makanan diberikan sekitar 2 kali sehari. Jumlah makanan yang diberikan setiap hari sekitar 2-3% dari bobot tubuhnya.

3) Pergantian Air
Pergantian air dapat dilakukan sekitar 1 bulan sekali sebanyak 10-30 %.

4) Hama dan Penyakit
a)      Hama burung dapat diatasi dengan membuat kanopi dari jaring atau waring bekas bisa juga menggunakan pengusir burung seperti di sawah , sedangkan untuk pencegahan hama biawak kolam budidaya bisa pagar keliling atau memasang perangkap dengan pancing
b)     Penyakit yang umum menyerang ikan lele adalah white spot (bercak putih) penyebabnya adalah protozoa Ichthyoptirius multifilis, dapat diobati dengan melakukan karantina ikan yang sakit dan perendaman menggunakan malachite green dengan dosis 0,1 ppm (0,1 ml/ liter air), biasanya pengobatan dengan perendaman dalam wadah ±20 liter air selama 1 jam sudah cukup efektif. Sedangkan untuk tindakan pencegahan dosis malachite green yang direkomendasikan adalah setengah dari dosis  pengobatan.

5) Pemanenan
a)      Pemanenan biasanya dapat dilakukan setelah bobotnya mencapai sekitar 300 gram per ekor.
b)     Biasanya dapat dicapai setelah masa pemeliharaan sekitar 3-4 bulan.
c)      Pemanenan total dapat dilakukan pada pagi hari.
d)     Pada mulanya air kolam diturunkan ketinggiannya hingga mencapai sekitar 10-15 cm.
e)      Ikan dapat dipanen dengan menggunakan jaring atau serok, selanjutnya ditempatkan ke dalam wadah, misalnya ember, yang berisi air jernih.


Sumber : Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir,

Ditjen KP3K, Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGOLAHAN IKAN GURAME

PENGOLAHAN IKAN GURAME A.       Potensi Ikan Gurami Ikan  Gurami  adalah jenis  ikan air tawar  yang sangat populer dan digemar...