Perlunya Pembukuan
Dalam hal kelembagaan kelompok pembukuan diperlukan untuk menjaga
keakuratan catatan atas semua transaksi dan keputusan-keputusan yang
dibuat dalam kelompok. Pembukuan ini terdiri dari buku-buku administrasi, termasuk
buku keuangan yang dimiliki oleh kelompok itu sendiri.
Adapun administrasi keuangan dapat berarti pembukuan keuangan, yaitu catatan
transaksi keuangan yang dibuat secara kronologis (munurut urutan waktu) dan
sistematis (menurut cara-cara tertentu). Setiap organisasi kelompok, wajib
mengelola administrasi keuangan dengan baik yaitu sesuai jenis serta diisi
dengan tertib, teratur dan benar. Dengan administrasi keuangan yang baik,
keuangan kelompok dapat terkendali dan pada waktu tertentu akan mudah untuk
diketahui, sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan bersama.
Informasi kondisi keuangan kelompok dapat digunakan sebagai:
1. Alat monitor perkembangan keuangan;
2. Alat pengendalian keuangan;
3. Alat evaluasi terhadap pencapaian tujuan/sasaran dari setiap kegiatan atau
usaha; dan
4. Alat manajemen dalam pengambilan keputusan.
Dalam membuat buku-buku kelompok
harus lengkap, tertib, teratur, benar dan bermanfaat, sehingga harus mengikuti
prinsip-prinsip:
1. Sistematis, buku diisi menurut cara-cara tertentu sesuai dengan jenis
bukunya;
2. Kronologis, buku diisi sesuai dengan urutan terjadinya transaksi;
3. Informatif, dapat dipahami/dimengerti oleh semua pihak yang berkepentingan;
4. Accountable, buku diisi memenuhi kaidah-kaidah atau ketentuan akuntansi, antara lain:
dapat dihitung, dapat dievaluasi, dan dapat dipertanggungjawabkan;
5. Auditable, catatan keuangan dapat diperiksa dengan mudah.
Bentuk-bentuk Pembukuan Keuangan Kelompok
Beberapa bentuk pembukuan yang dapat digunakan untuk menjaga keakuratan catatan atas semua transaksi dan
keputusan-keputusan yang dibuat dalam kelompok, antara lain berupa:
1.
Buku
pertemuan adalah buku dasar
dan penting yang berisi tidak hanya proses pertemuan kelompok tapi juga
transaksi keuangan yang terjadi pada
hari itu. Hal ini membantu kelompok untuk mengingat kembali keputusan yang
telah diambil dalam pertemuan sebelumnya, tindakan yang diambil dan perlu
ditindaklanjuti. Buku ini sering disebut
“buku induk”.
2. Buku Administrasi Anggota adalah berisi tentang
semua informasi mengenai anggota dan keluarganya serta catatan pendaftaran.
3. Buku Kehadiran merupakan catatan tentang
kehadiran anggota. Ini membantu untuk mencatat absen rutin dan alasan bagi yang tidak hadir.
4. Buku Pas Anggota
merupakan catatan tabungan dan pinjaman setiap anggota. Buku ini disimpan oleh anggota.
5. Buku
tabungan individu berisi tabungan harian masing-masing anggota
kelompok. Ini membantu kelompok untuk mengetahui tabungan anggota setiap hari,
setiap bulan dan setiap tahun. Bahkan jika buku pas anggota hilang, status
tabungan dan pinjamannya mungkin dapat
di lacak dari buku ini .
6. Buku
pinjaman individu berisi semua informasi pinjaman yang diberikan pada
anggota, secara individu (termasuk masalah pinjaman, tujuan pinjaman, jadwal
pengembalian bunga, pengembalian pinjaman, hutang yang belum lunas dan
melampaui batas waktunya.
7. Buku kas
memelihara semua catatan tunai dan transaksi bank dari kelompok.
8. Buku kas umum
berisi neraca aktivitas secara kumulatif. Sebagai contoh, dari buku kas umum, seseorang
dapat menceritakan berapa banyak telah dihabiskan untuk transportasi oleh kelompok, berapa banyak telah diperoleh dari denda dan lain sebagainya. Hal ini
memberikan informasi posisi keuangan pada setiap aktivitas kelompok.
9. Buku tanda terima menjaga catatan semua
penerimaan kelompok, dibuat duplikatnya, dan yang asli diberikan pada orang
yang telah memberikan uang. Hal ini membantu baik kepada kelompok dan pihak
yang membayar, sebagai bukti bahwa uang telah diterima.
10. Semua pembayaran dan pengeluaran kelompok diputar
menggunakan voucher pembayaran. Voucher ini ditahan oleh kelompok sebagai
bukti pembayaran. Namun demikian voucher
pembayaran hanya merupakan dokumen pendukung.
Pembayarannya sendiri dibuat dengan nota bon atau pembayaran yang ditandatangani
oleh penerima pembayaran.
11. Catatan permintaan surat kesanggupan pinjaman
diminta dari peminjam sebagai keamanan pinjaman.
12. Dokumen pendukung, yang berhubungan dengan
berbagai transaksi keuangan dan keputusan-keputusan yang dibuat oleh kelompok dan
semua koresponden harus disimpan dalam dokumen penyimpanan.
13. Buku kas bank/buku cek diperlukan untuk
mengadakan transaksi bank.
14. Daftar
kontribusi lokal menyediakan
informasi keuangan yang dimobilisasi pada tingkat lokal, baik dalam bentuk uang
tunai atau sejenisnya untuk berbagai program.
15. Buku stok berisi informasi bahan-bahan yang
diterima atau diadakan dan neraca, sesuai dengan nilai bahan.
Memilih Penulis Pembukuan Keuangan
Terkait dengan pentingnya pembuatan pembukuan keuangan kelompok, maka perlu
diangkat seorang penulis sebagai pengelola dan penanggungjawab pembuatan
pembukuan keuangan. Penulis dapat berasal dari dalam kelompok (anggota
kelompok) atau seseorang dari luar kelompok (bukan anggota kelompok), dengan
syarat: (1) jujur; (2) mudah dijumpai; (3) dapat diterima oleh semua anggota
kelompok, (4) tidak mengintervensi
dinamika kelompok, (5) transparan; dan (6) ahli dalam menulis pembukuan. Kelompok juga harus dapat dengan mudah
memperoleh penulis pengganti jika penulis sewaktu-waktu berhenti.
Pemantauan Penulis Pembukuan Keuangan Kelompok
Supaya efektif memantau penulis, beberapa kiat yang dapat digunakan kelompok adalah sebagai berikut :
1.
Kelompok harus yakin bahwa penulis tidak pernah memegang uang.
2.
Anggota kelompok harus selalu
memeriksa catatan-catatan sebelum mereka tanda tangan.
3.
Jika penulis bukan anggota
kelompok, dia tidak boleh ikut campur dalam kegiatan kelompok.
Kelompok harus dapat mengontrol/mengendalikan keuangan umum, beberapa hal yang dapat dilakukan
oleh kelompok untuk tetap mengendalikan keuangan umum adalah sebagai berikut:
1.
Siapapun penulis pembukuan keuangan
tidak pernah memegang uang.
2.
Anggota mengawasi secara normal
jumlah total dan komposisi uang kelompok pada setiap waktu.
3.
Jumlah total biasanya diumumkan
pada pertemuan atau ditulis pada papan.
4.
Anggota mengawasi catatan tabungan
individu mereka dan status kredit dalam kelompok.
5.
Anggota menyuruh penulis untuk
membacakan catatan pertemuan pada hari itu juga sebelum mereka tanda tangan.
6.
Anggota kelompok memastikan bahwa
buku selalu diperbaharui.
7.
Anggota memastikan bahwa penulis
mempunyai semua perlengkapan penting untuk menulis buku seperti pensil, pena,
penghapus, kertas, lembaran karbon, penjepit, perekat, stempel karet dan tinta
stempel.
8.
Anggota kelompok memastikan bahwa pemeliharaan dan penyimpanan buku
mereka tidak bercampur dengan buku penulis jika dia anggota kelompok.
Audit Keuangan dalam Kelompok
Audit adalah pemeriksaan buku akunting secara sistematis, oleh orang di
luar kelompok (bukan penulis atau anggota kelompok). Tujuan audit adalah untuk memeriksa kesalahan dan
kelalaian dalam membuat perhitungan, untuk meralat adanya kesalahan, dan untuk
pencegahan kesalahan di masa mendatang. Audit dibutuhkan baik untuk manfaat
kelompok sendiri dan untuk membangun kredibilitas operasional kelompok kepada
dunia luar.
Tujuan dari audit pembukuan
keuangan kelompok antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi keuangannya.
2.
Menemukan dan meralat kesalahan dan
kelalaian dalam menyusun pembukuan.
3.
Memperkuat keberadaan sistem
akunting dalam kelompok.
4.
Menjelaskan pendapatan,
pengeluaran, kekayaan dan pertanggungjawaban.
5.
Membangun kepercayaan dalam
kelompok sebagai sebuah lembaga yang
mengarah ke berkesinambungan, pengakuan dan kredibilitas.
6.
Mengambil keputusan-keputusan
anggaran dan pendanaan.
Referensi:
Juni Pranoto dan Wahyu Suprapti, 2006. Membangun
Kerjasama Tim (Team Building). Lembaga
Administrasi Negara – Republik Indonesia, Jakarta.
Santosa S., 2004. Dinamika Kelompok Edisi
Revisi. Penerbit: Bumi Aksara, Jakarta.
Tim
Pusbangluh, 2008. Modul Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan Perikanan.
Pusat Pengembangan Penyuluhan BPSDMKP, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar