PENDAHULUAN
Ikan hias air
tawar termasuk komoditi yang dapat dibudidayakan secara terus menerus dan dapat
diperbaharui sewaktu-waktu. Berbeda dengan ikan hias air laut. Salah satu contoh ikan hias air tawar yang
mudah dibudidayakan dan mudah berkembang biak adalah Ikan hias platy koral.
Dalam
menbudidayakan ikan hias ini perlu diperhatikan akan adanya kemungkinan negatif
seperti terserang penyakit. Apabila ikan hias sudah terserang panyakit maka
tidak akan lagi terlihat keindahan dan kecantikan pada ikan hias ini. Oleh karena harus adanya pencegahan dan
pengobatan baik menggunakan obat – obat kimiawi maupun obat – obat alami.
Apabila ini tidak
segera ditanggulanggi bukan sekedar hilangnya keindahan dan kecantikan akan
hias tersebut tetapi juga akan mempengaruhi turunnya tingkat produksi yang
dicapai sehingga akan mengakibatkan kerugian bagi para pembudidaya ikan hias
platy koral.
DESKRIPSI
Klasifikasi
Platy koral
merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Phyllum :
Chordata
Sub Phyllum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub Class :
Teleostei
Ordo : Cyprinodontoidei
Sub Ordo :
Poecilioidei
Famili : Poecilidae
Sub Famili : Poecilinae
Genus : Xyphophorus
Spesies : Xyphophorus
maculatus
Morfologi
Ikan platy koral
popular dikalangan masyarakat sebagai ikan hias yang mudah beranak, dan
mempunyai pasaran bagus. Dari namanya maculates yang berarti bintik atau burik
mungkin
sebagian orang
menganggapnya sebagai ikan yang mempunyai warna berbintik-bintik. Anggapan tersebut agaknya agak melenceng
karena pada kenyataannya ikan ini mempunyai warna merah mulus. Muliutnya
terletak diujung moncong (terminal). Bentuk badannya jika dilihat dari belakang
atau dari depan, pipih kesamping (compressed). Dengan mulut yang berbentuk
runcing sepintas lalu plati koral ini mirip ketupat. Untung saja ekornya
berbentuk membulat, hingga menolong plati koral dari sebutan si ketupat.
Pada gonopodiumnya
tidak terdapat jangkar seperti halnya platy pedang, demikian juga ekornya tidak
dihiasi dengan pedang. Sirip punggung berbentuk biasa saja, membulat. Warna
dasar badannya kekuninganhingga coklat zaitun dengan satu atau lebih bintik
hitam pada batang ekor. Pada badannya terkadang dilewati dua atau lima buah
garis melintang yang terlihat samar-samar. Sirip dada, perut, ekor tidak
berwarna, transparan. Pada batang ekor kadang-kadang pinggirannya berwarna biru
atau kehijauan
Habitat
Di alam aslinya
plati banyak sekali di temukan pada kolam, rawa payau, dan beberapa perairan
tergenang lainnya. Karena merupakan ikan hias, plati ini juga hidup di
akuarium. Di akuarium, ikan ini dapat hidup damai bersama kawannan ikan dari
keluarga lain. Agar ikan tersebut dapat hidup aman dan damai, sebaiknya di
akaurium itu terdapat tanaman air dasar seperti Hydrilla dan tanaman yang
mangapung seperti eceng gondok yang telah bersih dari lumpur dan telur – telur
siput. Salah satu guna dari tanaman tersebut adalah sebagai tempat
persembunyian anak – anak plati koral dari sergapan induknya. Suhu yang di
senangi antara 20 sampai 25 derajat celcius. Habitatnya di air tawar.
Penyebaran
Daerah asalnya
adalah Meksiko hingga Guatemala, tetapi sudah menyebar ke seluruh dunia
termasuk Indonesia. Di Indonesia terdapat di kolam rawa payau dan beberapa
perairan tawar tergenang lainnya.
BUDIDAYA
Pembenihan
Ikan platy koral
berkembang biak dengan cara bertelur. Pemijahan berlangsung secara massal.
Perbandingan antara jantan dan betina adalah 1:2. Platy jantan akan mengejar
dan menanduk-nanduk betina. Setelah 4-7 hari, akan terlihat anak-anak ikan yang
bersembunyai di dasar bak atau akuarium yang telah di beri tanaman air. Pada saat platy koral
berumur 1-2 bulan jarang terserang penyakit.
Tatapi apabila terserang penyakit cukup diberikan garam dapur dengan
dosis sekitar 0,5-10gr/l air, atau dapat juga menggunakan bahan alami seperti
tapak liman dengan dosis 10 lembar ambil ekstratnya untuk 10 liter air.
Pembesaran
Pada pembesaran
ikan platy koral sering terlihat adanya penyakit. Penyakit ini dapat
ditanggulangi dengan menggunakan obat blitz inc dengan dosis 1 tetes untuk
setiap liternya. Bisa juga dengan menggunakan bahan alami seperti kulit buah
delima, dosisi yang digunakan yaitu 10-15 gr kulit buah kemudian direbus.
PENYAKIT
Penyakit guppy
Ikan yang
terserang penyakit ini biasanya malas berenang dan cenderung mengapung
dipermukaan air. Terlihat adanya bintik-bintik putih terutama dibagian sirip,
tutup insang, dan ekor yang diikuti dengan bengkak-bengkak dan banyak
mengeluarkan lendir dan warna badan berubah menjadi pucat. Kulit kelama-lamaan
akan terkelupas karena sering menggosok-gosokkan tubuhnya atau kebenda keras
sehingga tingkah laku berenang menjadi abnormal. Pada serangan sering ikan
banyak mati. Penyakit ini menyerang ikan yang kondisinya menurun, misalnya ikan
yang baru datang dari jauh atau kurang pakan, maupun ikan yang hidup di air
yang kualitasnya jelek.
Penyakit Kutu Ikan
Gejala
– Gejala pada penyakit kutu ikan adalah gejala yang ditimbulkan
adalah parisit ini melekat dan menyerang kulit dan sirip dengan dua pengait
(sueker) yang tajam hingga masuk kekulut menembus kedaging, menghisap darah dan
cairan didalam tubuh ikan. Ikan sering mengosok-gosokan badan kedinding bak
atau kolam dan melompat-lompat. Pada
daerah yang terinfeksi, dapat terjadi bercak merah sampai kehitaman dan kadang
disertai infeksi sekunder bakteri atau jamur.
Pencegahan dan
Pengobatan
Tabel 1.
Pencegahan dan Pengobatan
JENIS PENYAKIT
|
GEJALA KLINIS
|
PENCEGAHAN
|
PENGOBATAN
|
Guppy
|
- Bintik-bintik putih pada sirip,
tutup insang dan ekor
- banyak mengeluarkan dan berenang abnormal
|
- Neon blue, dosis 1 tetes/150 liter
air
- Blitz inc, dosis 1 tetes/6-8 liter
air
|
- Neon blue, 1 tetes/liter air
- Blitz inc, 1 tetes/100liter air
|
Kutu Ikan
|
-Ikan melompat-lompat
-Berkurangya cairan dan darah dalam tubuh
|
- Direndam dengan garam dapur 0,5-10mg/l air
|
- Direndam
dengan garam dapur 20gr/l air
|
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Yusuf, 2003, Budidaya
Ikan Hias Air Tawar Untuk Ekspor, PT AgroMedia Pustaka, Jakarta
Dalimartha, setiawan,
2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Puspa Swara, Jakarta.
Irawan, Agus, 2004, Menanggulangi
Hama dan Penyakit Ikan, CV.Aneka Solo, Solo
Lesmana, D.S, 2002, Mencegah
dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias, Penebar Swadaya, Jakarta
Rahmawati
Y. dan
Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan
Platy Koral Sehat
Produksi
Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan
Perikanan, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar