Ikan red
phantom tetra (Megalamphodus sweglesi) di Indonesia masih kurang familiar dikenal oleh kebanyakan orang dan jarang peminatnya sehingga jarang juga yang membudidayakannya. Ikan red phantom tetra atau sering disebut “swelges” tetra diketahui sebagai salah satu jenis ikan
komersial dari golongan tetra.
Dikalangan peternak, pedagang,
atau hobiis ikan hias, jenis ini lebih dikenal dengan nama red phantom. Prospek pasar untuk ikan ini biasanya untuk
ekspor.
Tingkat
kesehatan ikan sangat tergantung dari kondisi lingkungannya. Kondisi lingkungan
dapat memicu timbulnya penyakit di antaranya kesalahan dalam pemberian pakan,
perubahan kondisi air, perubahan pencahayaan, dan getaran.
Tindakan
untuk menjaga agar kondisi ikan di akuarium tetap sehat menjadi sangat penting karena
jika ikan sudah terlanjur mengalami gangguan penyakit maka resiko yang akan
ditanggung bisa jadi malah lebih besar.
Tindakan untuk menjaga agar kondisi ikan di akuarium tetap sehat lebih utama dilakukan bila
pemeliharaannya untuk tujuan komersial.
DISKRIPSI IKAN
RED PHANTOM TETRA
Red
phantom tetra merupakan nama populer dari spesies Megalamphodus sweglesi atau sering disebut “swelegs” tetra. Ikan ini merupakan
salah satu spesies diantara lebih dari 1.300 spesies golongan Characoid dan termasuk
jenis terbaru dalam Characin. Dari
golongan Characoid, ordo Characiformes
mempunyai kemiripan dengan ordo Cypriniformes.
Sistematika
dari ikan Red Phantom tetra adalah sebagai berikut:
· Ordo
: Cypriniformes
· Sub
ordo : Characoide
· Famili : Characidae
· Sub-famili :
Cheirodontinae
· Genus
: Megalamphodus
· Spesies :
Megalamphodus sweglesi
Ikan
ini mempunyai sirip punggung lebih panjang agak runcing untuk jantan dan lebih
pendek dan agak bulat, terdapat lingkaran hitam di perut untuk jantan tidak terlalu
jelas dan untuk betina jelas, perut pada ikan jantan tidak buncit dan pada
betina lebih buncit.
Daerah
penyebaran red phantom adalah Amazon dekat Leticia, Kolombia. Ikan ini mempunyai kebiasaan berenang di
tengah-tengah air, berkembang biak dengan bertelur, dan cenderung hidup secara
berkelompok seperti halnya ikan jenis tetra lainnya. Dalam satu kelompok bisa terdiri dari 7 ekor
atau lebih. Panjang maksimal pertumbuhan
yang dapat dicapai adalah 4 cm.
Berdasarkan sistematika tersebut, dapat diketahui
bahwa red phantom termasuk ikan yang mempunyai rahang dan bergigi, mempunyai tulang
belakang, dan mempunyai tulang ekor.
MEMBUDIDAYAKAN
RED PHANTOM
Persiapan
Calon Induk
Salah satu
keberhasilan usaha pengembangbiakan red
phantom adalah penyediaan induk yang berkualitas bagus. Untuk itu pemilihan calon induk menjadi salah
satu kegiatan yang sangat menentukan dalam pengembangbiakan red phantom.
Ø
Pemilihan calon induk
Sebaiknya induk, yang
dipilih ikan yang sehat, gerakkannya normal dan memenuhi persyaratan dalam hal
umur. Perbedaan jenis kelamin jantan dan
betina sangat jelas terlihat setelah ikan berumur 6 bulan atau berukuran L (large),
yaitu setelah panjang tubuhnya mencapai 3 cm.
JENIS KELAMIN
|
SIRIP PUNGGUNG
|
LINGKARAN HITAM DI PERUT
|
PERUT
|
Ikan Jantan
Ikan Betina
|
Lebih panjang dan agak runcing
Lebih pendek dan agak bulat
|
Tidak terlalu jelas
Jelas terlihat
|
Tidak buncit
Lebih buncit
|
Ø
Perbandingan induk jantan
Red phantom termasuk
golongan ikan yang dikembangbiakan secara massal, bukan secara
berpasangan. Di dalam akuarium dapat dipasangkan sejumlah induk
dengan perbandingan induk jantan dan
Ø
Perawatan calon induk
Calon induk yang sudah
dipilih lalu dipelihara di dalam akuarium hingga siap untuk dipijahkan. Bila di dalam jumlah banyak, calon induk juga
bisa dipelihara di kolam. Calon induk ini diberi pakan berupa cancing
sutera dua kali sehari.
Ø
Peneluran
Red phantom akan memijah
pada malam hari dan telur-telurnya akan menempel pada sarang buatan. Pada saat pemijahan pertama kali perlu
dibantu secara manual, yaitu dengan mengurut perlahan-lahan bagian perut hingga
keluar telur sekitar 3-4 butir. Red
phantom akan bertelur setiap hari secara bergantian. Telur yang dihasilkan diambil kemudian
dipindahkan ke akuarium penetasan.
Ø
Penetasan
Telur dipindahkan ke
akuarium penetasan dengan panjang 100 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 20 cm. pemindahan telur dilakukan dengan bantuan
pipet yang pipa kacanya telah diganti dengan selang plastik. Telur yang akan menetas akan berwarna coklat
muda, sedangkan yang tidak menetasa
berwarna putih. Apabila terdapat telur
yang tidak menetas, akuarium ditambahkan metil biru dan tetrasiklin agar telur
yang tidak menetas ini tidak menjadi musuh, baik bagi burayak maupun
artemia.
Pembesaran
Pada pembesaran
red phantom meliputi beberapa kegiatan yaitu:
Ø
Pemberian pakan
Didalam kegiatan pembesaran, burayak diberi pakan
cacing sutera. Pemberian pakan
dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada
pukul 09.00 pagi dan 15.00 sore. Jumlah
pakan yang diberikan yaitu antara 3-4 g untuk satu akuarium yang berisi sekitar
500 ekor burayak untuk sekali pemberian pakan.
Selain itu burayak juga bisa diberi pakan kutu air.
Ø
Seleksi anak
Seleksi anak mulai
dilakukan pada saat ikan berumur sekitar 1 bulan (panjang tubuh mendekati 1 cm). Seleksi ini dilakukan berdasarkan besar
kecilnya ukuran tubuh ikan. Ikan yang sudah memiliki ukuran yang seragam
dipisahkan ke akuarium yang lain.
Ø
Perawatan
Setiap 3 hari sekali air
akuarium diganti. Pada saat pengantian
air ini sekaligus juga dilakukan pembersihan dasar akuarium, dengan menggunakan
pipa penyedot. Setelah itu akuarium
ditambahkan air lagi yang telah diendapkan semalam. Setiap hari kondisi ikan juga harus dipantau,
jika terdapat ikan yang mempunyai kebiasaan menyimpang atau ada gannguan
kesehatan, segeralah dipisahkan.
MENGENDALIKAN
PENYAKIT
Tingkat
kesehatan ikan sangat tergantung pada kondisi lingkungannya. Kondisi lingkungan yang dapat memicu
timbulnya penyakit di antaranya kesalahan dalam pemberian pakan, perubaha
kondisi air.
Penyakit
white spot
juga dikenal dengan penyakit Ich. Penyakit
ini sangat cepat menyebar terutama pada akuarium atau kolam yang padat
komunitasnya. Penyakit ini timbul karena
kondisi air yang jelek, pemberian pakan yang berlebihan, dan suhu air yang
terlalu rendah.
Ikan
red phantom biasa terserang penyakit ini mulai dari umur 4-6 minggu sampai
dengan ukuran M (1-2 bulan) dan L (6-7 bulan).
Gejala
Serangan: gerak insang cepat; ikan menggesek-gesekkan badannya; terdapat bercak
putih dibadan, sisik, sirip dan ekor; ikan kehilangan nafsu makan; dan biasanya
ikan yang terkena penyakit ini akan menyendiri. Penyebab dari penyakit ini adalah protozoa Ichthyopthirius multifiliis.
Pengobatan
Ø
Secara kimia
Bila
red phantom terserang penyakit ini maka sebaiknya akuarium diberikan Blitz-icht sebanyak 10 tetes dan tetrasiklin sebanyak 0,5
sendok teh.
Ø
Secara alami
Berikan
ramuan mahkota dewa, adapun bahan yang digunakan adalah:
-
Cangkang mahkota dewa sebanyak 50 iris
-
Air
3 gelas
-
Daun ketapang sebanyak 5 lembar
Cara
membuatnya :
Rebus
cangkang mahkota dewa sebanyak 50 iris dengan 3 gelas air sampai tersisa sekitar satu gelas.
Didalam merebus ramuan tersebut bisa ditambahkan daun ketapang sebanyak
5 lembar untuk memberikan hasil yang optimal.
Cara
menggunakan :
Campurkan air hasil rebusan ke
dalam 50 liter air kolam atau akuarium.
Ulangi metode pengobatan herbal tersebut sampai kondisi ikan
membaik.
Pencegahan
Ø
Ambil
tiga buah mahkota dewa
Ø
Tusuk-tusukkan sekujur buah mahkota
dewa dengan menggunakan garpu sampai seluruh tubuh buah terlubang.
Ø
Masukkan buah mahkota dewa yang sudah
ditusuk-tusuk kedalam 50 liter air
Ø
Biarkan buah tersebut di dalam
akuarium selama saru minggu
Ø Ganti air akuarium dan ganti pula mahkota dewa dengan yang
baru.
DAFTAR PUSTAKA
Harmanto, Ning, 2004. Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan dengan Mahkota Dewa. Penebar Swadaya. Jakarta
Wahyuni,
S, Fauzi, A., 2000. Ikan
Hias Air Tawar Red Phantom Tetra. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wahyudi dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan
Ikan “Red Phantom Tetra Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar