Jumat, 24 Mei 2019

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN CORYDORAS

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN CORYDORAS


I. PENDAHULUAN
Usaha budidaya ikan hias ada banyak jenis ikan yang dapat di usahakan, dari yang berharga murah sampai mahal dan bernilai ekomomis tinggi. Salah satu jenis ikan hias air tawar yang berprospek adalah corydoras.
Corydoras termasuk cat fish. Asalnya dari Amerika Selatan yang kemudian menyebar kedaerah lain secara alami maupun karena campur tangan manusia melalui transportasi.Penyebarannya mulai dari Brasil, Uruguay, Argentina, Venezuela, Kolombia, dan Trinidad.Hingga saat ini banyak dibudidayakan di dunia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, kegiatan budidaya ikan ini banyak dilakukan di Jakarta dan di Jawa Barat (terutama Bekasi, Parung Bogor, dan Sukabumi). Selain itu, daerah yang lain seperti Kalimantan, Sulawesi sudah mulai mengembangkannya.
Corydoras sebagai ikan hias mempunyai daya tarik untuk dinikmati. Dengan bentuk yang cukup menawan dan warna yang variatif, sudah cukup menunjukan daya tariknya sebagai ikan hias dilihat dari gerakannya, Corydoras menarik karena lincah. Tingkah lakunya yang suka bergerombol di dasar wadah menyebabkan ikan ini dapat dipelihara bersama-sama dengan ikan hias lain yang hidupnya di bagian tengah dan permukaan air sehingga ke kontrasan penampilan menjadi lebih menarik. Namun, tidak terutup kemungkinan Corydoras hanya dipelihara sendirian tanpa jenis ikan lainnya. Untuk hal ini, sebaiknya ikan dipelihara dalam jumlah yang relatif banyak dengan ukuran relatif seragam.


II.  DESKRIPSI
2.1.  Sistematika dan Morfologi
Corydoras tergolong dalam ordo siluriformes dan keluarga Callicthidae. Nama corydoras sendiri dari nama genusnya, ini terdapat sekitar seratus spesiesnya memiliki cirri khas masing-masing. Adapun sistematika jenis ikan ini menurut Hoedeman (1975) sebagai berikut.
        Filum            : Chordata
        Kelas            : Osteichthyes
        Sub kelas      : Actinopterygii
        Ordo            : Siluriformes
        Sub ordo      : Siluroidei
        Famili           : Callichthyidae
        Genus           : Corydoras
Sementara cirri-ciri morfologi dari genus corydoras antara lain tubuhnya pendek dan gemuk, punggung melengkung di banding perut, kedua sisi ikan di lengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, serta pada rahang atas dan bawah terdapat dua pasang kumis. Ukuran tubuh ikan ini berkisar 2,5-12 cm dengan ukuran mayoritas 5-7.


                                Gambar. Ikan Corydoras

2.2. Kebisaan Hidup dan Berkembang Biak
Di habitat aslinya, corydoras termasuk ikan omnifora atau ikan pemakan segala, termasuk ikan pemakan bangkai (scavenger), dan dapat pula disebut pemakan dasar (bottom feeder). Sementara dilingkungan pemeliharaan, ikan ini umumnya dapat memakan segala jenis makanan yang diberikan. Akan tetapi, corydoras cenderung lebih menyukai pakan alami berupa cacing-cacingan berukuran kecil.
Kisaran suhu air tegantung ketinggian tempat dan daerah ditemukannya, yaitu sekitar 10-120 C di daerah subtropis dan hingga 320 C di daerah tropis. Ada juga corydoras yang dapat hidup di daerah yang sedikit asam, yaitu pH 5,3-6,7 dan kesdahan 5-10 dH. Walaupun demikian, corydoras masih dapat hidup dan berpijah pada kondisi yang bervariasi.
Semua jenisnya hidup di perairan, tetapi terkadang naik dengan cepat dipermukaan air untuk mengambil oksigen dari udara. Bila berada di tengah perairan tanahnya ikan sudah dewasa dan siap memijah. Namun, terkadang tingkah laku ini bukan menunjukan tanda-tanda siap memijah, melainkan tanda-tanda sakit.beberapa jenis ikan ini ditemukan hidup membentuk coloni atau bergerombol. Mereka mengambil makanan dari dasar peraiaran yang berlumpur atau berpasir serta dari tanaman air atau dedaunan di dalam air.
Corydoras hidup di daerah rawa atau tempat yang kurang suplai airnya. Pada saat miskin oksigen, mereka dapat memepergunakan ususnya untuk alat pernapasan.Bahkan pada saat musim kemarau, corydoras ditemukan dalam keadaan tertutup lumpur dan akan kembali segar saat musim hujan. Biasanya saat awal musim penghujan tersebut corydoras siap memijah kembali.
Di habitat aslinya, umumnya corydoras dapat memijah segera        setelah musim kemarau, sementara dilingkungan pemeliharaan, kegiatan memijah ikan ini bisa berlangsung sepanjang musim. Pemijahan basanya memerlukan beberapa hari karena telurnya keluar secara persial. Artinya, Kematangan telur dan ovulasi tidak bersamaan, tetapi telur dikeluarkan secara bertahap. Jumlah telur yang keluar biasanya tebanyak pada hari kedua dan ketiga bertelur.
Tingkah laku berpijah pada corydoras dikenal ada dua posisi induk, yaitu posisi T dan posisi S. Posisi T adalah posisi dari induk betina dan posisi S adalah posisi dari induk jantan. Artinya, saat berpijah mulut betina mendekati bagian genital jantan sehingga membentuk huruf T, sedangkan jantan melngkung membentuk huruf S. Dengan posisi tersebut maka betan dapat mengumpulkan spermajantan di mulutnya tersebut sperma jantan akan dikeluarkan bersamaan  dengan di keluarkannya telur-telur dari tubuhnya dan di tempelkan pada subtrat (penempel telur). Dengan demikian, telur-telur tersebut akan terbuahi.

III. PEMBENIHAN CORYDORAS
          Pembenihan merupakan kegiatan budidaya untuk mendapat benih. Pembenihan ini mencakup kegiatan pemijahan, penentasan telur,dan perawatan benih serta pendederan. Pemijahan sendiri merupakan proses perkawinan induk jantan dan betina hingga menghasilkan telur yang telah di buahi. Perkawinan dapat terjadi kalau kedua induk sudah cukup umur, atau matang kelamin dan kondisi lingkungan mendukang. Sampai hari ke -3, telur akan menetas menjadi larva. Larva-larva ikan harus di rawat dan di dederkan hingga menjadi benih yang siap dibesarkan. Rangkaian proses tersebut harus dilakukan karena larva sangat peka terhadap penyakit. Adapun tahapan pemijahan dan pembanihan corydoras sebagai berikut.

3.1. Wadah pemijahan
Ada beberapa wadah yang dapat di gunakan untuk pemijahan corydoras, yaitu bak semen, bak faibergalas, bak kayu yang dibungkus plastik, dan akuarium.

3.2.  Sarana pelengkap pemijahan
Selain sarana utama berupa wadah pemijahan, juga di perlukan sarana pelengkap lain agara proses pemijahan corydoras dapat berlangsung dengan baik. Adapun saran pelengkap yang harus di sediakan antara lain subtrat penempel telur dan penyuplai oksigen.
Diperlukan subtrat penempel telir karena corydoras memilki sifat betelur yang adesif atau menempelkan telurnya padabenda-benda di sekitarnya. Ada beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai subtrat penempel telur yaitu potongan pipa, keramik, potongan kaca, atau bahan lain yang tidak mudah busuk.
Sarana pelengkap lain yang diperlukan pemijahan ialah penyuplai oksigen. Untuk itu, air medianya perlu selalu di suplai dengan oksigen. Adapun kelengkapan untuk menyuplai oksigen antara lain blower atau aerator, selang, dan batu aerasi.

3.3.  Pemilihan dan pengelolaan induk.
Corydoras mulai dapat di pijahkan minimal umur 8 bulan atau berukuran sekitar 6-7 cm. Ikan jantan memiliki bentuk tubuh seperti torpedo bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Utbuh iakn jantan ini lebih langsing dan ukurannya lebih kecil dari betina. Sirip dorsalnya tampak lebih runcing. Sedangkan ikan berina bertubuh lebih besar dibanding jantan dan perutnya tampak membundar karena berisi telur.
Calon induk hasil seleksi di pelihara secara terpisah hingga siap dijadikan induk. Pemisahn induk betina dan jantan dapt dilakukan dalam wadah tertentu, tetapi juga dapat dilakukan dalam wadah pemijahan. Namun secara umum pemijahn dapat dilakukan secara masal dalam bak semen.
Selama pemeliharaan tersebut, calon induk di beri pakan brprotein tinggi untuk mendukung kuantitas dan kualitas air. Akan tetapi, jenis pakannya perlu di sesuaikan dengan kebiasaa makan.dari corydoras. Oleh karena corydoras bersifat bottom feeder maka kan lebih baik kalu di beri pakan alami seperti tubifex maupun bentuk pakan berupa butiran atau pelet yan gtenggelam dosisi pakan buatan cukup 3-5% dari berat total induk.
Selain diberi pakan, induk ikan harus diberi perllakuan obat-obatan secara periodik. Tujuan nya agar ikan selalu dalam keadaan sehat selam proses pemijahan Obat yang dapat digunakan berupa anti parasit seperti formalin atau anti bakteri seperti oksitetrasiklin. Perlakuan ini dilakukan setiap dua minggu atau sebulan sekali. Walaupun sudah diberi perlakuan,

3.4.  Penetasan telur dan perawatan benih.
Subtrat yang berisi telur dimasukan dalam wdah penetasan. Umumnya wadah penetasan berupa akuarium berukuran 40 cm x 60 cm x 40 cm. Tinggi airnya sekitar 20-25 cm.air medianya perlu di beri obat methyline blue 5% dengan dosis 15 tetes larutan per 20 liter air untuk mencegah serangan jamur.
      Telur akan menetas menjadi benih mulai hari ke-3. Semntara subtrat yang telur–telurnya dudah menetas haurs segera diambil dan dicuci. Pencucian ini di maksudkan untuk menghilangkan sisa telur yang tidak menetas dan membersihkan jamur yang ada.
Benih yang sudah menetas tidak langsung diberi pakan karena memebawa kuning telur sebagai makanannya. Mulai hari ke-3, pakan sudah harus diberikan dan kualitas air di perhatikan karena saat ini benih sangat peka terhadap penyakit. Bila terserang penyakit , seluruh benih akan mengalami kematian.
Pakan pertama yang disarankan untuk benih corydoras berupa nauplius artemia. Sayangnya pakan jenis ini cukup mahal sehingga sebagai alternatif dapat di berikan pakan Brachionius sp. Dengan catatan bahwa kultur pakan alami tesebut haurs dilakukan secara rutin dan continu. Lama
Pergantian air dilakukan setiap hari untuk menjaga kualitasnya. Kualitas air yang kurang baik akan berakibat proses pamijahan terganggu. Pergantian air dapat dilakukan dengan cara menyipon 1-3 hari sekali.
Setelah memijah selama dua bulan, induk perlu dipelihara secara terpisah selama dua minggu sebelum dicampur kembali untuk dipijahkan. Tujuannya agar kodisi tubuhnya tetap baik saat berpijah.
Corydoras biasanya mengeluarkan telurnya secara persial Oleh karenanya, setiap hari dapat ditemukan telur menempel pad subtrat. Setiap induk mampu menghasilkan 200-500 butir telur.
Pemijahan bisanya terjadi menjelang pagi atau pada pagi hari. Saat berpijah ikan perlu ketenangan. Keberhasilan ikan memijah dapat diamat pada subtrat telur yang sudah ditempeli telur berwarna bening. Jika telurnya putih, berarti pemijahan gagal.
Subtrat yang di tempeli telur diambil dan dipindahkan kedalam wadah penetasan telur. Caranya ialah subtrat diangkat dan langsung di pindahkan ke bak penetasan telur.

3.5.  Pendederan.
Pendederan merupakan tahapan meliharaan benih corydoras setelah di rawat di akuarium selama 7-10 hari. Pendederan ini dilakukan hingga benih berukuran sekitar 1,75 cm atau selama 1-1,5 bulan
Selama pemeliharaan, corydoras akan lebih banyak meamanfaatkan dasar perairan. Padat penebaran jangan terlalu tinggi cukup sekitar 1.000-2.000 ekor/ m2. Jika kepadatannya terlalu tinggi, ikan akan bersaing memperoleh pakan.
Tinggi air mediapun jangan terlalu tinggi, yaitu sekitar 10 cm. Hal ini disebabkan ikan sering naik kepermukaan air untuk mengambil oksigen dari udara. Pakan yang digunakan selam masa pendederan ini adalah cacing sutra. Dosisnya 10% dari bobot total ikan.
Untuk menunjang penambahan jumlah oksigen terlarut di perlukan alat-alat berupa blower atau aerator serta instalasinya seperti paralon, batu aerasi, selang aerasi, pemenas, dan filter. Parealon digunakan untuk mengalirkan udara dari blower atau aerator ke air. Sematara filter dapat dipakai jika kondisi air agak keruh.

IV. PEMBESARAN CORYDORAS
Kegiatan akhir budidaya corydoras ialah pembesaran. Kegiatan pembesaran merupakan pemeleharaan ikan hingga mencapai ukuran yang dikehendaki pasar. Ada tiga ukuran ikan hasil pembesaran yang siap di pasarkan, yaitu ukuran S (1,75-2,00 cm), Ukuran M (2,5-3.0 cm), dan ukuran L(lebih dari 3 cm). Permintaan pasar tebesar adalah ukuran M dengan ukuran rata-rata 2,5 cm.
Pada kegiatan pembesaran ini membutuhkan waktu lebih lama dibanding pembenihan dan pendederan. Waktu yang dibutuhkan larva menjadi ukuran S sekitar 1-1,5 bulan, dari ukuran S ke M sekitar 1-1,5 bulan, dari ukuran M ke L sekitar 1,5-2 bulan.

4.1.  Wadah pembesaran dan sarananya
Wadah pembesaran ini sama seperti pada kegiatan pembenihan, akuarium dapat dibuat sendiri sesuai keinginan budidaya. Ukuran harus lebih besar dibanding wadah pemijahan karena digunakan untuk keleluasan gerak ikan. Ketebalan kacanya harus sesuai dengan ukran akuarium. Sebagai pedoman, Ketebalan kaca untuk akuarium ukuran 40 cm x 60 cm x 50 cm adalah 5 mm. Ketebalan kaca perlu diperhatikanpemberian pakan sekitar 7-10 hari dengan dosis 1/3 sendok makan untuk setiap akuarium.
Kualitas air selama pemeliharaan benih harus tetap stabil sehingga perlu dilakukan pergantian air. Air yang bening lebih di sukai benih corydoras, dan sisa pakan, kotoran yang ada didasar harus selalu dibuang.

4.2.  Pemasukan benih.
Ketekunan, kesabaran, dan ketelatenan dalam mengelola pembudidayaan corydoras akan menunjang keberhasilan uasaha yang dilakukan.Penanganan yang halus atau lembut sangat di butuhkan. Perlakuan yang kasar akan menyebabakan terjadinya serangan penyakit. Luka biasanya terjadi akibat penangan yang kurang hati-hati atau kasar.
Pemasukan benih kedalam bak pembesaran pun harus dilakukan secara hati-hati. Gunakan serokan agar ikan tidak tergores dan tidak menyababkan luka. Ikan yang baru diserok sebaiknya ditempatkan dahulu dalam sebuah baskom sebelum dimasukan dalam wadah pembesaran.
Setelah benih berada dalam baskom masukkan baskom tersebut secara perlahan ke da;am wadah pembesaran untuk diaklimatisasi dan adaptasi suhu air. Ini harus dilaukan karena suhuair di wadah pemeliharaan lama tidak sama demgam suhu air di wadah baru bila langsunmg dimasukkan kedalam wadah pembesaran, ikan tidak tahan dengan suhu air yang baru. Proses aklimatisasi dan adaptasi cukup sekitar satu jam. Selanjutnya okan di dalam baskom dibiarkan keluar sendiri ke wadah pembesaran.

4.3. Perawatan
Setelah dimasukkan dalam wadah pembesaran, ikan harus dirawat dengan baik agar kondisinya menjadi baik. Ikan sangat membutuhkan pakan untuk hidupnya baikpakan alami maupun pakan buatan. Beberapa jenis pakan alami yang akan diberikan antara lain cacing sutera dan cacing dara. Namun, corydoras sangat menyukai cacing sutera dinbanding cacing darah sementara pakan buatan dapat diberikan secukupnya saja.
Pemberian cacing sutera dalam keadaan bersih, setelah dinbersihkan diberi perlakuan obat – obatan agar terbebbas dari hama dan organisme dan penyebab penyakit. Caranya ialah pakan alami direndam dalam antibioti oksiteterasiklin 5-10 ppm. Pembersihan lumpur diklakukan dengan cara mencucinya secukupnya saja tetapi harus dkontrol secra rutin ketersediaanya agar ikan dapat memperoleh pakan sewaktu –waktu.
Selain pakan. Air merupakan media pemeliharaan ikan yang harus sealu diperhatiakn kualitas maupun kuantitasnya. Kiarena itu kegiatan pengisian air perlu dilakukan dengan mengganti air berarti kualitasnya dapat diperbaharui.
    Penggantian air dapat dilakukan sesuai kebutuhan, sebaiknya sehari sekali. Namun, waktu 2-3 hari sekali masih mendukung kualitas air, tergantung kondisinya. Kotoran yang berada didasar perairan merupakan indikasi terhadap kualitas air media sehingga akan memepengaruhi kondisi air terutama kandungan amoniaknya.          

V.  PENYAKIT DAN PENGENDALIANYA
5.1. Jenis Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang di sebabkan oleh serangan organisme patogen seperti parasit, bakteri, virus, dan jamur. Jenis penyakit ini dapat dilihat pada tabel 1.
NO
JENIS PENYAKIT
GEJALA
PENGOBATAN
A.
PARASIT



Ticordipna
Adanya warna keputihan di tubuh ikan, sering keluar lendir di tubuh  ikan, sisik dan sirip teritasi serta nafsu makan berkurang.
Di rendam dalam larutan formalin 25 ppm selama 24 jam.

Epistilis sp
Tubuhnya pucat keluar lendir secara berlebihan, serta adanya bintik-bintik di permikaan tubuh
Di rendam dalam larutan garam dapur NaCl 500 ppm Rendam selama 24 jam.

Chilodonella
Sirip tanpa iritasi, gerakan ikan tidak normal, serta tidak respon tehadap kejutan. 
Direndam dalam larutan formalin 25 ppm selam 24 jam.

Cacing
Kurangnya nafsu makan, ikan tidak responsif, dan tubuh menjadi pucat.
Di rendam dalam larutan garam dapur dengan dosis 200-300 ppm.
B.
PENYAKIT BAKTERI



Bercak merah
Dapat di ikuti dengan pembengkakan di sekitar luka.
Di rendam dalam larutan antibiotik selam 24 jam dengan dosis 5-10 ppm.

Dropsi
Adanya cairan tubuh pada ikan sehingga perut terlihat kembung.
Di rendam dalm larutan garam dapur dengan dosis 200-300 ppm.
C.
PENYKIT JAMUR
Adnya luka pada bagian tubuh.
Di renda dalam larutan metil biru dengan dosis 1-3 ppm selam 24 jam.
D.
PENYAKIT VIRUS
Belum diketahui
-



DAFTAR PUSTAKA
 Kembuan B.S. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Corydoras Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Liviawaty dan Eddy Afrianto, Pengendalian Hama dan     Penyakit Ikan, Yogyakarta, Kanisius, 1992.
Mudjiutami Endang, Ikan Hias Air Tawar Corydoras,      Jakarta,     Penebar Swadaya,2000.
Wijayakusuma, Setiawan Dalimartha dkk Tanaman Berkhasiat     Obat Indonesia IV, Jakarta, Pustaka Kartini, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGOLAHAN IKAN GURAME

PENGOLAHAN IKAN GURAME A.       Potensi Ikan Gurami Ikan  Gurami  adalah jenis  ikan air tawar  yang sangat populer dan digemar...