Teknik Pemupukan Kolam/Tambak Ikan dan Udang
Ada beberapa faktor yang ada dalam kegiatan budidaya ikan, pemupukan adalah salah satu faktor penting yang tidak bisa dianggap enteng. Pemupukan kolam/ tambak merupakan hal penting untuk memperoleh keberhasilan dalam pembesaran ikan. Tanpa pemupukan maka keberadaan plankton tidak bisa dipertahankan atau ditingkatkan lebih banyak lagi. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh plankton untuk berkembang dalam kolam/ tambak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu unsur mutlak dan unsur tidak mutlak. Unsur mutlak adalah unsur yang harus tersedia untuk pertumbuhan pakan alami antara lain Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O2), Nitrogen (N2), Fosfor (P), Sulfur (S), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Bila tidak tersedia, harus diberi masukan dengan cara pemupukan.
Unsur tidak mutlak adalah unsur-unsur yang sudah cukup terbawa oleh aliran air yang masuk ke dalam kolam/ tambak, antara lain Kalium (K), Natrium (Na), Klor (Cl), Aluminium (Al) dan Silikon (Si).
Pemberian pupuk pada tanah dasar kolam/ tambak akan memberikan pengaruh terhadap komposisi jenis pakan alami dan tingkat produktifitasnya. Tanah dan air merupakan media untuk pertumbuhan pakan alami di kolam/ tambak budidaya. Produktifitasnya ditentukan oleh kelengkapan unsur-unsur hara sebagai pembentuk komponen bahan esensial dalam pertumbuhan pakan alami tersebut. Pemupukan diperlukan untuk memberikan asupan agar unsur-unsur yang dibutuhkan tersebut menjadi lengkap.
Pemupukan kolam pada prinsipnya adalah untuk menyuburkan air, dengan terbentuknya pakan alami dan pupuk dapat menjaga kesetimbangan air agar fluktuasi komponen perairan tidak besar. Kesuburan perairan ditandai dengan air yang telah berwarna hijau cerah, kegiatan pemupukan bertujuan antara lain :
1. Penumbuhan phytoplankton dan zooplankton
2. Menciptakan suhu, pH yang konstan dengan indikasi perubahan warna air hijau cerah
3. Menciptakan keseimbangan ekosistem bio aquatic yang berfungsi sebagai penyediaan pakan alami untuk starter maupun bakteri decomposer.
Maksud pemupukan adalah untuk mencapai kondisi media yang baik agar pakan alami dapat tumbuh secara optimal, jadi tujuan pemupukan itu adalah untuk menyediakan unsur-unsur hara, memperbaiki struktur tanah, derajat keasaman dan lain-lain. Keberhasilan suatu pemupukan sangat ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah jenis dan jumlah atau dosis pupuk serta cara pemupukannya. Penentuan dosis pupuk secara tepat pada praktiknya adalah sangat sulit karena setiap tempat mempunyai tingkat kesuburan tanah dan air yang berbeda.
1. Penumbuhan phytoplankton dan zooplankton
2. Menciptakan suhu, pH yang konstan dengan indikasi perubahan warna air hijau cerah
3. Menciptakan keseimbangan ekosistem bio aquatic yang berfungsi sebagai penyediaan pakan alami untuk starter maupun bakteri decomposer.
Maksud pemupukan adalah untuk mencapai kondisi media yang baik agar pakan alami dapat tumbuh secara optimal, jadi tujuan pemupukan itu adalah untuk menyediakan unsur-unsur hara, memperbaiki struktur tanah, derajat keasaman dan lain-lain. Keberhasilan suatu pemupukan sangat ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah jenis dan jumlah atau dosis pupuk serta cara pemupukannya. Penentuan dosis pupuk secara tepat pada praktiknya adalah sangat sulit karena setiap tempat mempunyai tingkat kesuburan tanah dan air yang berbeda.
Dalam kegiatan pembesaran ikan, secara umum pupuk yang sering digunakan dapat dibedakan menjadi dua yakni pupuk anorganik dan organik. Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan pabrik dimana komposisi dan jumlah unsur-unsur penyusunnya tertentu. Beberapa keuntungan pupuk anorganik adalah menyediakan unsur dalam jumlah dan perbandingan yang diinginkan, mudah larut dan dapat langsung dimanfaatkan oleh organisme-organisme yang berklorofil setelah ditebarkan di air. Jenis pupuk anorganik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Beberapa Jenis pupuk an-organik
Jenis pupuk an-organik
|
Komposisinya
|
Reaksi pada air
| |
1. Pupuk Nitrogen
| |||
a. Pupuk Nitrat
|
Kalsium nitrat Ca(NO3)2
|
Kadar N 15,5%
|
Basa
|
b. Pupuk Amoniak
|
Amonium sulfat (NH4)2
|
Kadar N 21%
|
Asam
|
c. Amoniak cairan
|
NH3
|
Kada N 46%
|
Basa
|
2. Pupuk Fosfat
| |||
a. Triple super phosphate (TSP)
|
Super fosfat Ca(PO4)2
|
Kadar P2O5 36-43%
|
-
|
b. Fosfat api
|
Phenania fosfat
Ca Na PO4
|
-
|
-
|
3. Pupuk Kalium
| |||
a. Kalium sulfat
|
-
|
Kadar K2SO4 44-45%
|
-
|
b. Kainit
|
-
|
Kadar KCL 20-30%
|
-
|
c. Kalium magnesium sulfat
|
Kalium klorida (KCL)
Magnesium sulfat (MgSO4)
|
Kadar K 10%
kadar Mg 5%
|
-
|
4. Pupuk Campuran
| |||
a. Pupuk NP
|
Fosfat amonium nitrat
|
NP 20+20 (kadar N 20% kadar P2O520%
|
Asam
|
b. Pupuk PK
|
P2O, K2O
|
PK 25+25
|
Basa
|
c. Pupuk NPK
|
-
|
NPK 17+17+17
|
Asam
|
5. Pupuk Kalsium
| |||
a. Kalsium oksida (kapur akar)
|
CaO
|
-
|
Basa
|
b. Kalsium hidroksida (kapur mati)
|
Ca(OH)2
|
-
|
Basa
|
c. Kalsium karbonat (batu kapur)
|
CaCO3
|
-
|
Basa
|
d. Kalsium silikat
|
Ca Si O3
|
-
|
Basa
|
Dari tabel tersebut di atas dapat dijelaskan, sebagai contoh untuk pupuk Amoniak cair (pupuk tunggal) dimana komposisi kadar N nya 46%, berarti apabila dalam satu kuintal amoniak cair (Urea), mengandung unsur hara Nitrogen 46 kg. Pupuk NPK 17 – 17 – 17 artinya 1 kuintal pupuk NPK mengandung unsur hara nitrogen 17 kg, fosfor 17 kg, dan Kalium 17 kg.
Fungsi unsur hara yang terkandung dalam pupuk anorganik adalah sebagai berikut :
Pupuk Urea yang mengandung unsur hara N (Nitrogen), berfungsi membentuk hijau daun dan memperlancar proses fotosintesis fitoplankton yang ada dalam kolam/ tambak,
Pupuk TSP mengandung unsur hara fosfor (P2O5), berfungsi :
1) Merangsang tumbuhnya plankton,
2) Menambah sumber protein pada plankton,
3) Menambah daya tahan ikan terhadap serangan penyakit,
a) Menjaga kondisi kolam/tambak agar tetap stabil kesuburannya.
Pupuk ZA mengandung unsur hara Kalium (K2O), berfungsi :
1) Membentuk karbohidrat, lemak, protein pada fitoplankton dari hasil fotosintesis,
2) Menambah daya tahan ikan terhadap serangan penyakit,
3) Menetralkan pH air.
Dalam budidaya ikan di kolam/tambak, aplikasi dosis pupuk anorganik yang umum adalah :
1) Urea = 100 kg/ha/musim atau 10 gram/m2/musim.
2) TSP = 150 kg/ha/musim atau 15 gram/m2/musim.
3) ZA = 50 – 100 kg/ha/musim atau 5 – 10 gram/m2/musim.
Namun pada beberapa kegiatan budidaya ikan di kolam/tambak, aplikasi pupuk anorganik dikombinasikan dengan pupuk organik, sehingga dosisnya jadi lebih sedikit.
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan nabati dan hewani atau dari sisa sampah buangan dari rumah tangga. Beberapa keuntungan penggunaan pupuk organik yakni memperbaiki struktur tanah, terutama untuk tanah berpasir, menaikkan daya serap tanah terhadap air, mengandung unsur hara yang lengkap (C, H, O, N, P, K, S, Na, Ca, Mg, Mn, Cu, Al, Si, Zn).
Berbagai pupuk organik yang biasa digunakan adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, dan pupuk Bokashi.
Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari kotoran hewan seperti kotoran ayam, kerbau, kambing, kuda dan lain-lain. Kualitas pupuk kandang sangat ditentukan oleh jenis hewan dan jenis makanan hewan tersebut. Kedua komponen tersebut sangat menentukan komposisi penyusun pupuk kandang.
Tabel 2. Unsur hara pada pupuk kandang
Hewan
|
H2O (%)
|
Pupuk kandang (kg/ ton)
| ||
N
|
P
|
K
| ||
Sapi perah
|
85
|
22
|
2,6
|
13,7
|
Sapi daging
|
85
|
26,2
|
4,5
|
13
|
Unggas
|
62
|
65,8
|
13,7
|
12,8
|
Babi
|
85
|
28,4
|
6,8
|
19,9
|
Domba
|
66
|
50,6
|
6,7
|
39,7
|
Kuda
|
66
|
32,8
|
4,3
|
24,2
|
Pupuk yang digunakan berasal dari pupuk kandang atau kotoran hewan. Pupuk kandangdigolongkan dalam dua jenis yaitu pupuk yang bersifat panas dan pupuk bersifat dingin,pupuk kandang bersifat panas dinamakan demikian karena jenis pupuk ini lebih cepat terurai oleh jasad renik dan menimbulkan panas, seringkali penguraian tersebut tidak terjadi secara sempurna atau tidak terurai dengan baik yang merubah bahan organik sisa tersebut menjadi gas, dampaknya terhadap kondisi kolam adalah timbulnya panas berlebih yang dapat membunuh ikan. Pupuk kandang panas sebaiknya harus melalui dekomposisi secara baik yaitu melalui jalan penjemuran sampai kering. Kotoran kambing, domba dan kuda termasuk kedalam jenis pupuk panas. Pupuk yang kedua adalah pupuk dingin seperti kotoran babi, sapi, kotoran ayam dan kerbau. Jenis pupuk dingin mengalami penguraian secara lambat yang menghindarkannya dari panas berlebih, tetapi sebagaimana pupuk panas, pupuk dingin pun harus mengalami dekomposisi secara baik.
Akhir-akhir ini penggunaan pupuk kandang dari kotoran ayam pedaging dan petelur oleh Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan, dinyatakan dilarang digunakan. Hal ini disebabkan karena kotoran ayam pedaging dan petelur mengandung bahan-bahan kimia beracun dari obat-obatan baik yang termakan maupun yang disemprot sebagai bahan desinfentan. Bahan-bahan ini kemungkinan bisa termakan oleh ikan, yang pada gilirannya apabila dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan keracunan atau merusak sistem organ pada manusia. Sebagai contoh bahan kimia beracun yang berbahaya bagi manusia ialah antibiotik yang apabila terdapat pada tubuh ikan dan termakan, dapat mengakibatkan kerusakan ginjal.
Pupuk hijau merupakan pupuk organik yang berasal dari bahan-bahan nabati. Jenis pupuk hijau yang terpenting digolongkan sabagai berikut :
- Pupuk hijau Leguminosae artinya berasai dari tanaman Leguminosae. Pada akar dikotil tanaman Leguminosae terdapat bakteri yang dapat mengikat nitrogen dari udara. Bakteri ini disebut bakteri kulit akar. Contoh tanaman golongan ini yaitu Rhizobium radicicola & orok-orok (Crotalaris sp).
- Pupuk hijau Non Leguminosae berasal dari tanaman yang tidak mengikat Nitrogen.
Misalnya pupuk hijau dari tanaman gandum dan rerumputan.
Kompos, sejenis pupuk yang sebagian besar terdiri dari sampah buangan organik yang telah mengalami proses pengeraman dalam suhu yang tinggi, berwujud seperti tanah yang banyak mengandung humus.
Pupuk Bokashi disamping mengandung unsur hara makro maupun mikro yang banyak, bokashi juga mengandung mikroorganisme yang menguntungkan yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Dalam perkembangannya Bokashi dapat dibuat dari bahan organik seperti; dedak, ampas kelapa, tepung ikan, sampah kota, kotoran ternak dan lain-lain. Bahan-bahan ini difermentasikan dengan mikroorganisme sebagai pelaku utama dalam fermentasi tersebut yaitu Efective Mikroorganism (EM4)
Pembudidaya kampung lele menggunakan pupuk kotoran ayam, pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam memilki kadar hara P yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang kotoran hewan yang lain. Kotoran ayam lebih cepat terdekomposisi sehingga lebih cepat memberikan respon utk terbentuknya plankton dlm air yg digunakan sbg pakan alami oleh ikan.
Pemupukan dilakukan 2 hari sebelum penebaran benih dengan dosis tiap kolam bervolume 60 m3, maka pupuk setengah karung ± 25 kg pupuk. Pemupukan tidak harus dilakukan 2 hari sebelum penebaran jika kondisi mendesak misal karena benih sudah ada dan siap untuk ditebar maka sebagai starter awal untuk benih maka menggunakan 1/3 dari air budidaya sebelumnya. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan menebarkan langsung ke air di dalam kolam atau pupuk ditaruh dalam wadah yang memiliki ventilasi udara misal karung pakan, plastik yang di bolong kecil-kecil.
Pemupukan dalam satu kali budidaya dilakukan satu kali pemberian pupuk yaitu pada awal budidaya, jika setelah pupuk tidak berfungsi lagi di dalam kolam untuk menumbuhkan pakan alami, maka didalam kolam sudah dapat tergantikan oleh feses ikan lele sendiri. Feses merupakan limbah organik yang bersifat biodegradable, yaitu senyawa yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Pemberian pupuk dapat dilakukan kembali pada saat musim hujan jika terjadi hujan lebat karena apabila habis hujan lebat, biasanya air dasar hangat, air permukaan dingin dan pH nya rendah, penebaran pupuk yang bereaksi asam sangat membantu agar ikan tidak stress.
Teknik Pemupukan
Penentuan jumlah pupuk yang akan ditebarkan dalam areal budidaya sangat penting, begitu pula jenis pupuknya. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan jumlah pupuk dan jenisnya, diantaranya adalah kondisi tanah dan air baik sifat fisik, kimiawi dan biologi. Setelah ditentukan jumlah pupuknya, langkah selanjutnya adalah merencanakan tata cara atau teknik pemupukan yang akan dilakukan. Kekeliruan dalam tata cara pemupukan dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan atau tidak tercapainya tujuan pemupukan tersebut.
Salah satu contoh teknik pemupukan yang dilakukan dalam budidaya ikan di kolam/tambak sebagai berikut :
1) Mula-mula tanah dasar kolam/tambak dibiarkan dijemur sampai kering atau retak—retak, lalu cangkullah untuk menggemburkan tanah dasar kolam/tambak.
2) Sebarkan pupuk organik, seperti pupuk kandang/kompos kering sebanyak 2000 – 3000 kg/ha.
3) Metode pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara ditebarkan, (dionggokkan) di dasar kolam/tambak atau digantungkan dalam karung di badan air. Pupuk diaduk rata kemudian disebar ke seluruh permukaan tanah dasar kolam/tambak.
4) Masukkan air ke dalam kolam/tambak dengan ketinggian 20 – 30 cm, kemudian dibiarkan selama 3 - 5 hari. Hal ini dimaksudkan agar proses fotosintesis berjalan dengan maksimal sehingga pakan alami dapat tumbuh dengan baik.
5) Selanjutnya dapat ditambah pupuk anorganik yaitu Urea + TSP dengan perbandingan 2 : 1 atau sebanyak 50 kg/ha : 25 kg/ha
6) Apabila pada petakan pentokolan ketinggian air selanjutnya dapat dinaikkan secara perlahan-lahan sampai ketinggian 40 -60 cm, dan untuk petak pembesaran akan terus dinaikkan dan dipertahankan pada ketinggian 75 -100 cm.
7) Biasanya 7 – 10 hari setelah pemupukan warna air akan berubah air sudah hijau terang atau hijau muda menandakan pakan alami telah tumbuh dan benih sudah dapat ditebar.
8) Untuk menjaga pertumbuhan pakan alami bisa berjalan terus secara teratur, pemupukan dapat diulang 3 – 4 kali selama masa pemeliharaan benih. Pupuk lanjutan cukup dengan pemberian Urea dan TSP yang dicampur dengan perbandingan 2 : 1 atau sebanyak 25 kg/ha : 12,5 kg/ha setiap pemberian.
Sumber :
1. Artikel “ Pemupukan Kolam Budidaya Ikan Air Tawar” oleh ivan-setyawan.blogspot.com diposting tanggal 13 September 2010
2. Buku Teks Bahan Ajar Siswa : Teknik Pembesaran Ikan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Hal. 102 – 116.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar